Bisnis.com, JAKARTA – Nilai investasi reksa dana yang tercermin dari Nilai Aktiva Bersih (NAV) sedikit meningkat pada tahun ini. Pertumbuhan ini terjadi meski terjadi penurunan jumlah dana di pasar.

Per 18 Oktober 2024, NAB reksa dana sebesar Rp 508,10 triliun berdasarkan data Organisasi Jasa Keuangan (OJK). Nilai tersebut meningkat 1,32% dari posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp501,45 triliun.

Pada saat yang sama, nilai aset bersih produk dana meningkat, sedangkan jumlah produk menurun. Pada minggu ketiga Oktober 2024, jumlah dana tercatat sebanyak 1.533 produk, atau berkurang 276 produk pada akhir tahun 2023 yaitu sebanyak 1.809 produk.

Berdasarkan data lima tahun terakhir, dana NAV mengalami pasang surut. Rekor NAB tertinggi terjadi pada tahun 2021 dengan nilai investasi dana mencapai Rp 578,43 triliun.

Pada kurun waktu tersebut, reksa dana juga mencapai rekor tertingginya di 2,198 sebelum memasuki tren bearish.

Pada tahun 2022, reksa dana turun 12% menjadi Rp 504,86 triliun. Sementara itu, produk dana mengalami penurunan sebanyak 78 produk dan mencapai 2120.

Pada saat yang sama, hasil dana tersebut juga melemah pada minggu lalu karena melemahnya pasar saham. Dana dengan aset dasar saham dan obligasi juga memberikan return negatif.

Berdasarkan data Infovesta periode 8-15 November 2024, indeks reksa dana saham turun paling dalam sebesar 1,88% ke 5.813. Sementara itu, indeks acuan IHSG turun 1,73% hingga mencapai 7.161.

Selain itu, indeks dana campuran turun 1,03%. Di saat yang sama, indeks obligasi mencatatkan penurunan sebesar 0,28%. Hanya indeks MMF yang masih bertahan di zona hijau dengan penguatan stabil sebesar 0,09%.

Simak berita dan artikel lainnya seputar Google News dan WA