Bisnis.com, JAKARTA – Semua perhatian pada pekan ini tertuju pada Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) atau data inflasi untuk mengetahui lebih jauh arah kebijakan moneter Federal Reserve (Federal Bank). Berikut nasib beberapa mata uang dunia, mulai dari dolar AS, rupee, yuan, hingga yen.
Dolar AS terpantau stabil pada Selasa (14/5) seiring investor menantikan laporan inflasi pekan ini. Sementara itu, yen diketahui berada di level terendah dalam dua pekan sehingga memicu kekhawatiran akan adanya intervensi.
Berdasarkan data Bloomberg, yen melemah -0,13% terhadap dolar AS dan berada di level 156,42 pada pukul 09.57 WIB. Sementara itu, para pedagang kembali gelisah karena yen mencapai level di mana Negeri Sakura dicurigai ikut campur.
Kementerian Keuangan Jepang dikatakan telah melakukan intervensi di pasar mata uang dari akhir April 2024 hingga awal Mei 2024 setelah yen mencapai level terendah dalam 34 tahun di 160,245 pada 29 April 2024.
Selanjutnya, rupee kini melemah -0,29% menjadi 16.127,50 pukul 10.00 WIB Selasa (14/5/2024). Yuan pun melemah -0,06% menjadi 7,2378 pada pukul 10.02 WIB.
Euro hampir tidak berubah pada $1,0786, namun naik 1% terhadap dolar sepanjang bulan ini. Pound juga naik sekitar 0,5% pada Mei 2024 dan dibeli pada $1,2554.
Meski melemah, pasar mata uang tetap stabil minggu ini. Setelah data pasar tenaga kerja AS yang lebih lemah dari perkiraan dan pernyataan terbaru dari para gubernur bank sentral, investor mencoba mengukur langkah apa yang akan diambil The Fed tahun ini.
Investor kini harus menurunkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga tahun ini karena inflasi semakin sulit dikendalikan. Menurut alat CME FedWatch, kemungkinan The Fed memangkas suku bunga acuan pada September 2024 diperkirakan mencapai 60%.
Berdasarkan survei Reuters, data inflasi AS yang dirilis Rabu waktu setempat (15/5) menunjukkan CPI inti naik 0,3% secara bulanan di April 2024, turun dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 0,4%.
Namun indeks harga produsen AS akan dirilis pada Selasa (14/5) nanti, yang akan dianalisis oleh para analis untuk mendapatkan gambaran apakah inflasi bergerak menuju target The Fed sebesar 2%.
“Fokusnya akan berada pada pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti, seperti barang-barang utama termasuk layanan kesehatan, manajemen portofolio, dan penerbangan domestik,” jelas analis pasar IG Tony Sycamore dikutip Reuters, Selasa (14 Mei).
Hampir dua pertiga ekonom memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga dua kali tahun ini mulai September 2024, menurut jajak pendapat Reuters.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel