Bisnis.com, Jakarta – Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berencana meluncurkan bintang buatan ke luar angkasa sebagai satelit pada tahun 2029 untuk menyelidiki misteri alam semesta. Nama misi ini adalah Landolt.

Satelit tersebut berukuran sebesar kota roti dan ditenagai oleh delapan laser yang akan bersinar seperti bintang atau supernova. Bukan tanpa alasan laser ini juga berguna dalam membantu para astronom mempelajari objek luar angkasa.

Bintang buatan tersebut akan mengorbit pada ketinggian 35.785 km di atas permukaan bumi, sehingga posisi satelit berada pada orbit geosynchronous dengan kecepatan sesuai dengan rotasi bumi. Hal ini memungkinkan satelit diamati pada malam hari menggunakan teleskop khusus.

“Warnanya 100 kali lebih redup jika dilihat mata manusia, namun mudah terlihat dengan teleskop berukuran sedang yang dilengkapi kamera digital,” kata Peter Plovchan, peneliti utama misi Landolt di Live Science. Juni 2024).

Menurut para astronom di Institut Astronomi Universitas Hawaii, nama misi Landolt diambil dari nama astronom terkenal Arlo Landolt.

“Nama belakangnya terkenal di seluruh komunitas astronomi. Bintang Standar Landolt… semua orang tahu apa itu,” ujarnya, seperti dikutip Voice of America.

Daniels mengatakan para ilmuwan akan mengamati “bintang” tersebut dari berbagai stasiun luar angkasa di Bumi, termasuk salah satunya di Universitas Hawaii.

Menurut Jonathan Gang, seorang profesor di Universitas Montreal, satelit di sana memiliki tingkat emisi foton yang lebih baik, sehingga para ilmuwan dapat membandingkan kecerahan laser dengan kecerahan bintang dan menghitung tingkat cahayanya.

“Untuk memahami banyak hal dalam astronomi, kita harus selalu memperhitungkan jumlah cahaya yang dipancarkan sebuah bintang,” jelasnya.

Gange mengatakan proyek tersebut merupakan langkah bagi para ilmuwan untuk lebih memahami evolusi bintang dan penciptaan exoplanet mirip Bumi atau planet baru yang dapat dihuni. Misi ini diperkirakan melibatkan 30 ilmuwan dan menelan biaya $19,5 juta.

Hal ini juga tidak lepas dari ambisi para ilmuwan untuk menemukan planet mirip Bumi guna menciptakan kehidupan baru bagi umat manusia. Mars dan Glis 12b merupakan beberapa planet yang berpotensi menjadi sumber kehidupan baru bagi manusia.

Menciptakan benda luar angkasa buatan memang menjadi impian para ilmuwan. Pasalnya, sebelum melakukan hal tersebut, Korea juga membangun matahari buatan yang menghasilkan suhu lebih dari 100 juta derajat dalam 20 detik.

Proyek tersebut dinamakan Korea Superconducting Tokamak Advanced Research (KSTAR). Misi ini merupakan pencapaian terbesar ilmuwan Korea dalam simulasi kekuatan Matahari.

Mereka menciptakan kembali reaksi fusi yang terjadi di Matahari dan juga di Bumi, di mana isotop hidrogen dimasukkan ke dalam instrumen mirip KSTAR untuk menciptakan keadaan plasma yang memisahkan ion dan elektron. Pada suhu yang lebih tinggi, ion-ion akan terus memanas. (Muhammad Sultan Kandiya Tua)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel