Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Nasional Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) buka suara soal ambulans berat yang terjadi di perempatan Merak-Bakauheni pada angkutan Lebaran 2024.

Dalam laporan evaluasi Lebaran 2024 jalan Merak-Bakauheni yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Direktur Gapasdap, Khoiri Soetomo menjelaskan banyak alasan terjadinya kerumunan Merak-Bakauheni.

Ia mengatakan, kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Maroko saat lalu lintas Idul Fitri tahun ini merupakan pengulangan kejadian serupa pada tahun 2022. Khoury mengatakan, saat itu Gafsadop sedang melakukan pertemuan investigasi kecelakaan tersebut dengan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).

Kata Khoiri dalam laporannya, Selasa (7/5/2024).

Menurut dia, pembangunan yang terjadi di penyeberangan Merak-Bakauheni pada peralihan Idul Fitri 2024 ini tidak dilakukan dengan bekerja tanpa perahu. Dia mengatakan, pembangunan tersebut disebabkan kurangnya dermaga di jalan Merak-Bakauheni.

Hal ini juga dibenarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang mengatakan, kondisi lalu lintas di jalan Merak-Bakauheni menunjukkan adanya pelayaran yang berlebihan, jelas Khouri.

Selain itu, dia juga mengatakan peningkatan lalu lintas penyeberangan yang diharapkan tidak dilakukan dengan baik.

Dikatakannya, pada hari ke 7 angkutan lebaran, truk hanya diperbolehkan melewati Pelabuhan Siwandan sehingga menyebabkan kemacetan dan antrian. Sebaliknya, di Pelabuhan Merak, terdapat tempat bekerja karena tidak ada tempat penyeberangan penumpang dan kapal.

Sebab, aturan yang diberlakukan pihak kepolisian tidak ada perubahan, dan seharusnya BPTD (Badan Pengatur Bisnis) bertanggung jawab untuk menegakkannya karena mereka paham betul tentang kejadian dan rencana kerja selama peralihan Idul Fitri. dia menjelaskan.

Selain itu, disebutkan juga masih terdapat konflik pada sistem e-ticketing Ferizy saat pengajuan masa perpindahan Idul Fitri. Ia mengatakan Ferizi tidak bisa menyebarkan beban secara efisien selama musim panas.

Hal ini semakin diperkuat dengan pernyataan Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadevi yang menyebutkan sebanyak 30% tiket yang digunakan di Pelabuhan Merak tidak sesuai.

Gapasdap juga mengatakan, praktik calo tiket masih marak meski sistem e-ticketing sudah diterapkan.

“Hal ini menunjukkan tiket online masih menjadi tren bagi para pedagang untuk mulai membeli dan menjual tiket dengan harga yang lebih tinggi,” ujarnya.

Khoiri juga menambahkan, lalu lintas kurang lancar di Dermaga IV dan Dermaga VII di Pelabuhan Merak. Menurut dia, hal tersebut disebabkan adanya kebutuhan kapal yang beroperasi pada jalur Merak-Bakauheni dan Sivandan-Bakauheni.

Oleh karena itu, selama mudik, kapal harus bekerja dengan model Kedatangan dan Keberangkatan [TBB] Bakauheni. Kapal dilarang membawa muatan untuk mempercepat waktu pengerjaan dan mengurangi beban di Pelabuhan Merak, jelasnya.

Menurutnya, kapal bisa mendapatkan pelayaran terbaik dalam satu hari pada peak season jika jumlah burung cukup. Dikatakan bahwa jumlah perjalanan ideal di dermaga pemandu adalah sekitar 10 perjalanan per hari.

Kemudian di pelabuhan niaga bisa mencapai 248 trip dan dari Ciwandan-Bakauhei ditambah menjadi 64 trip per hari. Dengan demikian, total perjalanan selama musim panas bisa mencapai 352 perjalanan per hari.

“Saat ini jumlah perjalanan yang selesai hanya 261 perjalanan atau hanya 74% dari total yang seharusnya,” ujarnya.

Disebutkan juga tata letak Pelabuhan Merak yang terhubung langsung dengan jalan arteri yang digunakan masyarakat setempat. Saat ini, Dermaga Eksekutif Merak mampu melakukan pengerjaan dermaga lainnya secara rutin.

Khoiri mengatakan, pembangunan dermaga pemandu berdampak pada angkutan kapal dan penutupan akses pelabuhan niaga.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel