Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Jepang resmi memberikan pinjaman sebesar ¥140,69 miliar atau 14,51 triliun (harga 1=RP 103,29) kepada Indonesia untuk penyelesaian pembangunan MRT Jakarta Jalur Timur-Barat Fase 1. Rute dari Cikarang, Jawa Barat ke Balaraja, Banten.

Penegasan pinjaman tersebut adalah dalam penandatanganan pertukaran catatan antara Duta Besar untuk Indonesia, Masaki Yasushi, dan Direktur Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri Abdul Qadir Jailani pada Senin (13/5/2024). ).

Konselor Divisi Ekonomi Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Hironori Yahata menjelaskan, melalui Japan International Cooperation Agency (JICA), Jepang telah memberikan pinjaman kepada Indonesia untuk membangun MRT Jakarta Jalur Timur-Barat Fase 1 (Tahap) 1 dengan Tomang. – Jalan Medan Satria sepanjang 24,5 kilometer.

Sebagai referensi, proyek MRT Jalur Timur-Barat akan dibagi menjadi dua bagian. Tahap 1 meliputi wilayah DKI Jakarta dengan target pembangunan sebelum tahun 2024. Tahap 2 meliputi Banten dan Jawa Barat dengan target mulai beroperasi pada tahun 2033.

Tahap 1 akan dibagi lagi menjadi Tahap 1 sepanjang 24,5 kilometer melalui Tomang, Dukuh Atas, Senen, Perintis hingga Medan Satria dan Tahap 2 sepanjang 9,2 kilometer melalui Tomang dan Kembangan.

Saat ini, MRT Timur-Barat Fase 2 akan terbagi menjadi Timur-Barat Banten sepanjang 29,9 kilometer melalui Kembangan, Kelapa Dua, dan Balaraja, serta Timur-Barat Jawa Barat sepanjang 20,4 kilometer melalui Medan Satria dan Cikarang.

Ia menambahkan, pinjaman tersebut akan diberikan dengan Special Conditions for Economic Partnership (STEP). Dengan kata lain, pihak Jepang akan ikut serta dalam pembuatan proyek transfer teknologi ke pihak Indonesia.

“Langkah-langkah dalam proyek MRT, teknologi Jepang akan digunakan untuk pembangunan terowongan bawah tanah, gedung kereta api dan sistem persinyalan,” jelas Yahata dalam jumpa pers tentang langkah-langkah pendaftaran pertukaran uang pinjaman yen untuk Rapid Transit Kota Metropolitan Jakarta Timur. -Proyek Jalur Barat Tahap 1 Tahap 1 di Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, Jakarta, Senin (13/5/2024).

Yahata melanjutkan, sejak dibukanya MRT Jakarta Jalur Utara-Selatan pada Maret 2019 dengan bantuan ODA Jepang, cara ini menjadi faktor ekonomi utama yang menunjang aktivitas perekonomian dan kehidupan sehari-hari warga Jakarta.

Menurutnya, pembangunan jalur baru dari timur ke barat dan jaringan kereta api yang lengkap akan semakin mengurangi kemacetan lalu lintas, memperbaiki iklim usaha, mengurangi dampak lingkungan, dan juga berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Selain itu, MRT akan memberikan keamanan, ketepatan waktu, dan kenyamanan yang sama dengan jalur yang ada, sehingga angkutan umum dapat diakses oleh banyak orang, ”ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan JICA di Indonesia Takehiro Yasui menambahkan, MRT Jakarta Jalur Timur-Barat Fase 1 Tahap 1 direncanakan memiliki 21 stasiun. Dari jumlah tersebut, akan dibangun 9 stasiun bawah tanah.

Yasui melanjutkan, proses pembangunan MRT Jalur Timur-Barat Fase 1 Tahap 1 akan dimulai tahun ini. Namun tahap konstruksinya diharapkan selesai pada 2031 atau 7 tahun ke depan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel