Bisnis.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto kembali melontarkan harapan terhadap pengembangan mobil produksi dalam negeri melalui PT Pindad. PT Pindad yang awalnya hanya memproduksi peralatan militer, kini berkembang menjadi produsen mobil.
Baru-baru ini, Prabowo meminta pimpinan kementerian menggunakan mobil buatan Pindad untuk keperluan dinas. Ia mengatakan hal ini akan menjadi contoh pemanfaatan produksi dalam negeri dan akan memperkuat serta mendukung industri lokal.
Menanggapi permintaan Presiden, Pindade mengaku siap menyediakan kebutuhan kendaraan dinas bagi menteri, wakil menteri, dan pejabat lapis pertama lainnya.
Direktur Utama Pindad Abraham Mose menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas pernyataan Presiden Prabowo yang menunjukkan komitmen kuat terhadap pemberdayaan dan penggunaan produk dalam negeri serta masa depan industri otomotif yang mandiri.
Abraham dalam keterangan tertulisnya mengatakan, “Bagaimanapun, ini merupakan arahan dan tindakan praktis yang sangat baik dari Presiden Pak Prabowo Subianto untuk mendukung industri dalam negeri dan memberi kita peluang agar PT Pindad memiliki pabrik mobil A.” /2024). anggaran kendaraan dinas
Pemerintah telah mematangkan alokasi pasokan mobil kementerian, wakil menteri, dan eselon lainnya yang diproduksi PT Pindad untuk TA 2025.
Namun, PT Pindad belum mengumumkan harga resmi mobil Maung yang memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 70%. Selain itu, kendaraan Maung MV3 tersedia dalam berbagai model.
Pada dasarnya pemerintah telah menetapkan standar biaya penyediaan kendaraan untuk tahun 2025 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 1. Keputusan Nomor 39 Tahun 2024 tentang Standar Biaya Masukan Tahun 2025.
Merujuk pada Pasal 2 peraturan tersebut, penggunaan standar biaya ini merupakan batas maksimal atau dapat dilampaui. Artinya karyawan bisa mendapatkan mobil dengan harga lebih tinggi dari yang diharapkan.
Pejabat juga mempunyai pilihan untuk membeli kendaraan konvensional atau listrik.
Untuk kendaraan kontrak bagi karyawan tingkat pertama akan tersedia Rp 878,91 juta per kendaraan.
Bagi pejabat yang hendak membeli kendaraan listrik murni (KBLBB), dana negara dianggarkan sebesar Rp966,8 juta per kendaraan untuk tingkat pertama dan Rp746,11 juta per kendaraan untuk tingkat kedua.
Khusus untuk penyediaan kendaraan perusahaan dalam format KBLBB, tidak termasuk pengiriman dan pemasangan fasilitas pengisian daya. Pelaksanaan pengadaan KBLBB hendaknya memperhatikan kebijakan pemerintah mengenai fasilitas KBLBB.
Perseroan memperkirakan untuk mobil konvensional jumlah menteri dan wakil menterinya sebanyak 109 orang, yang berarti anggaran pemerintah perlu menyiapkan sekitar Rp95,8 miliar untuk pembelian kendaraan.
Sementara jika Eselon I menggunakan kendaraan listrik, berarti kebutuhan anggarannya mencapai Rp 105,38 miliar.
Pada bagian uraian, satuan biaya pengadaan kendaraan dinas adalah satuan biaya biaya kendaraan dinas untuk pengadaan pegawai, kantor dan/atau operasional lapangan dan bus guna menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Negara/ Agensi.
Bagi unit baru yang sudah memiliki mekanisme pemberdayaan negara dan perintah menteri tentang reformasi birokrasi, pengadaan kendaraan dinas akan dilakukan secara bertahap berdasarkan dana yang ada.
Sebaliknya, mengacu pada PMK Nomor 172 Tahun 2020 tentang Standar Barang dan Standar Kebutuhan Barang Milik Negara, mobil menteri dan wakil menteri memiliki spesifikasi yang sama.
Anda bisa memilih tipenya yakni Sedan 6 silinder 3.500 cc atau Sports Utility Vehicle (SUV)/Multi Purpose Vehicle (MPV) 3.500 cc 6 silinder.
Secara khusus, menteri atau menteri sederajat dapat memiliki maksimal dua mobil, sedangkan wakil menteri hanya boleh memiliki satu mobil. Harga mobil Pingda
Sigit Santosa, Deputy General Manager dan Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad, mengakui banyak pihak mulai dari pejabat pemerintah hingga tokoh masyarakat ingin memesan MV3 Maung Garuda.
Selama ini Pindad hanya memasok kendaraan taktis militer, namun ke depannya perusahaan tersebut juga kemungkinan akan meluncurkan Maung dan menjualnya secara komersial kepada warga sipil.
“Bagus sekali, pesanan sudah banyak kita terima, sudah mulai ditanyakan oleh pejabat dan tokoh masyarakat. Kita sedang melakukan feasibility study ke pasar dan kita juga akan sertifikasi di Kementerian Perhubungan untuk digunakan oleh masyarakat sipil,” kata Sigit. , seperti dikutip saluran YouTube TV. Berita pada Rabu (30/10/2024).
Sigit pun menilik berapa harga Maung MV3 jika nantinya dijual komersial. Untuk model low-end, harga Maung MV3 diperkirakan setara dengan Mitsubishi Pajero atau Toyota Fortuner versi high-end yang dibanderol sekitar 760 jutaan rupiah. Sedangkan pagu harga Maung diperkirakan setara dengan Jeep Rubicon yakni Rp 1,73 miliar.
Dari segi harga, berdasarkan pengalaman, bisa antara Fortuner entry level dan Pajero entry level, lalu harganya kita batasi hanya di Rubicon, jelasnya.
Menurut dia, mobil Maung MV3 produksi PT Pindad akan bersaing secara niche market dan kalah bersaing dengan Dealer Merek Mobil (APM) yang sudah lama beroperasi di Indonesia.
“Kita maunya [harganya] kompetitif, ini niche market dan kita tidak mau head-to-head dengan yang lain, kita ambil jalan tengah saja,” jelasnya.
Karena kisaran harganya antara Rp760 hingga Rp1,73 miliar, pemerintah perlu menyusun strategi agar anggaran resmi otomotif kementerian/lembaga tidak membengkak.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel