Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pertambangan milik negara PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) mengumumkan dua pemasok dalam negeri siap membeli produk katoda tembaga dari smelter PT Freeport Indonesia (PTFI). Portofolio dan Pengembangan Bisnis Dilo Seno Widagdo mengatakan kedua industri berkomitmen menerima katoda tembaga dari Kawasan Ekonomi Khusus Kawasan Pelabuhan Industri dan Terpadu Jawa atau KEK JIIPE, pengecoran di Manyar, Gresik, Jawa Timur. Sedangkan dua sektor tersebut adalah Indonesia Battery Corporation (IBC) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). “Kami sebenarnya menerima dua hari ini. Terakhir kemarin, melalui IBC, yang menandatangani perjanjian kontrak untuk bersama-sama membangun foil tembaga.” perusahaan],” kata Dilo di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Ia mengatakan, pabrik foil tembaga membutuhkan pasokan katoda tembaga. Sebab, pabrik tersebut diperkirakan mampu memproduksi 300.000 ton per tahun. Sementara itu, , nilai investasinya sekitar 1,5 miliar USD atau setara dengan Rp 23,35 triliun (dengan mempertimbangkan nilai tukar Rp 15.572 per USD) hingga USD 2 miliar atau setara dengan ‘Rp 31,14 triliun. Pada saat yang sama, Dilo menyediakan subproyek untuk MDKA dan nilai investasi yang dibutuhkan. Jadi kami tidak terlalu khawatir akan ada penambahan lagi, ujarnya teman-teman di Tembaga Merdeka, kata Dilo. Tak hanya dari dalam negeri, peningkatan katoda tembaga dari smelter PTFI juga menarik minat asing. Dilo mengutip catatan London Metal Exchange (LME) yang menunjukkan adanya gap. antara pasokan dan permintaan katoda Kesenjangan ini adalah “Kesenjangan pasokan ini terus berlanjut, harga tembaga yang saat ini US$ 9.500 mungkin mencapai US$ 10.000. Memang sebelumnya Freeport menyatakan permintaan tinggi dan katoda tembaga diproduksi dalam negeri. Industri ini memiliki konsumsi produk hilir dari industri lokal. Ia mencontohkan, sekitar tiga perempat produksi katoda tembaga PT Smelting, smelter utama Freeport, saat ini diekspor Sebab, industri katoda dalam negeri masih kecil. “Pertanyaannya, industri mana yang paling rendah? Ini sudah kita bangun selama 5 tahun,” kata Ketua Asosiasi Pertambangan Indonesia (IMA), Rachmat, di Jakarta, Selasa (8/10/2024). Hal serupa juga dilaporkan Makkasau. Konsumsi terhadap produk dalam negeri dinilai perlu untuk meningkatkan nilai tambah, sehingga diharapkan industri dalam negeri bisa menerima hasil jerih payah para penambang. Menurut Rachmat, sayang sekali jika produk tersebut dibuat di sini pergi ke luar negeri. “Indonesia memiliki peluang besar untuk mendapatkan manfaat yang memberikan nilai tambah yang besar dari sini,” kata Rachmat juga berharap pemerintah dapat membuat kebijakan untuk mendukung hal tersebut industri lokal. “Kami berharap, namun para penambang telah melakukan pekerjaannya dengan semaksimal mungkin, kedepannya mungkin ada perintah dari pemerintah untuk memperlancar proses kerja, yang mungkin akan menimbulkan aktivitas dari sumber daya pertambangan itu sendiri. bagian dari tambang. jelas Rachmat.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel