Bisnis.com, Jakarta – Emiten maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) I/2024. Hal ini menghasilkan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar USD 101,65 juta atau Rp 1,54 triliun (kira-kira kurs USD 15.195) pada semester pertama tahun 2018. Rugi bersih GIAA mengalami peningkatan dibandingkan realisasi semester I/2023.

Berdasarkan laporan keuangan auditan per 30 Juni 2024, GIAA justru mencatatkan kenaikan pendapatan operasional sebesar 18,26% yoy (y/y) menjadi US$1,62 miliar atau Rp24,62 triliun pada I/2024. pada semester tahun tersebut. 

Pendapatan operasional GIAA dari penerbangan berjadwal mencapai $1,27 miliar, naik 15,72% dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal GIAA naik 24,92% YoY menjadi $178,96 juta.

Meskipun angka pendapatannya kuat, Garuda Indonesia melaporkan peningkatan beban operasional dari US$1,24 miliar pada H1 2023 menjadi US$1,53 miliar pada H1 2024.

GIAA mencatat peningkatan beban operasional penerbangan dari $729,49 juta menjadi $839,12 juta. Belanja perbaikan dan pemeliharaan meningkat dari Rs 159,49 juta menjadi Rs 257,57 juta. 

Selain itu, biaya bandara meningkat dari $97,15 juta menjadi $123,05 juta dan biaya layanan penumpang meningkat dari $80,36 juta menjadi $107,16 juta. 

Akibatnya, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik meningkat 32,88% year-on-year menjadi $101,65 juta pada I/2024. per semester dibandingkan $76,5 juta pada I/2023. pada semester tahun tersebut.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra sebelumnya mengatakan, pihaknya berupaya membalikkan kerugian yang dialami GIAA pada tahun ini. Pertumbuhan laba bersih ditargetkan pada pertumbuhan pendapatan dua digit, lanjutnya.  

Untuk mencapai tujuan tersebut, kata Irfan, GIAA telah menyiapkan penanaman modal (capex) yang tidak terlalu tinggi. Namun, dia menolak memberikan rincian lebih lanjut. 

Sedangkan anggaran belanja operasional (OPEX) akan digunakan untuk menambah armada dengan 8 pesawat baru pada tahun 2024.  

GIAA I/2024 sendiri. Perusahaan mencatat aset sebesar $6,54 miliar selama kuartal tersebut, yang mewakili penurunan tahun-ke-tahun (YTD/YtD) sebesar 2,71%. Sementara itu, liabilitas GIAA turun 0,96% menjadi $7,93 miliar pada 1H2024.

Garuda Indonesia mencatatkan kas dan setara kas sebesar US$229,11 juta pada Semester I-2024, turun 46,48% dibandingkan tahun lalu.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel