Bisnis.com, Jakarta — PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan 2.515 penjualan alat berat sepanjang Januari hingga Juli 2024.​

Berdasarkan laporan operasional bulanan yang dikutip Kamis (29 Agustus 2024), penjualan alat berat UNTR turun 29,17% dibandingkan realisasi 3.551 unit pada tujuh bulan 2023.

Angka tersebut terdiri dari penjualan Komatsu Januari 2024 sebanyak 518 unit, Februari 307 unit, Maret 301 unit, April 274 unit, Mei 357 unit, Juni 390 unit, dan penjualan Juli 2024 sebanyak 368 unit.​

Lebih khusus lagi, pelanggan pertambangan menyumbang 63% dari penjualan year-to-date (YTD) Komatsu UNTR. Selain itu, kehutanan – 10 persen, konstruksi – 13 persen, kompleks agroindustri – 14 persen.​

Seperti diberitakan Bisnis, UNTR telah merevisi naik perkiraan penjualan alat berat tahun ini. Sara K. Lovis, Sekretaris Perusahaan United Tractors, membenarkan revisi perkiraan penjualan alat berat tahun 2024.

“Ya, kami sedikit merevisi perkiraan penjualan alat berat tahun ini dari 4.000 unit menjadi 4.500 unit, terutama untuk sektor pertambangan,” jelasnya kepada Bisnis Selasa (27/8/2024).

Analis PT Sucor Sekuritas Yoga Ahmad Gifari sebelumnya memperkirakan penjualan segmen emas United Tractors akan terus tumbuh hingga tahun 2026. Produksi optimal untuk unit usaha ini diperkirakan mencapai 300.000 oz.

“Kombinasi rendahnya biaya tunai aset pertambangan emas UNTR dan kenaikan harga emas akan berdampak positif pada margin pertambangan emas perseroan,” ujarnya dalam penelitian yang dikutip Kamis (22/8/2024). meningkat secara signifikan.” .

Menurut perkiraan Sucor Sekuritas, laba bersih pertambangan emas pada tahun 2033 diperkirakan mencapai Rp 4,1 triliun. Perkiraan ini didukung oleh produksi yang stabil dan kenaikan harga jual rata-rata sebesar 3% dari tahun 2025 hingga 2033.

Sementara Sucor Sekuritas merekomendasikan beli saham UNTR. Target harganya Rp 30.000 per saham.​

———-

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel