Bisnis.com, Jakarta – Emiten terafiliasi Garibaldi ‘Boy’ Thohir PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) mengalami kerugian sebesar US$15,22 juta atau setara Rp 241,72 miliar pada kuartal I 2024, meski berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan operasional.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2024, MDKA melaporkan pendapatan operasional setara US$541,05 juta atau Rp8,58 triliun (kurs JISDOR Rp15.873 per dolar AS). Angka tersebut meningkat 152,57% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar US$214,21 juta.
Pendapatan ini ditopang oleh penjualan ekspor segmen emas, perak, katoda tembaga, dan feronikel kepada pihak ketiga sebesar US$284,42 juta, naik 227,33% dari Q1 2023 yang tercatat hanya US$86,89 juta.
Sementara penjualan pihak ketiga di pasar domestik tercatat sebesar US$255,69 juta, naik 100,31% dibandingkan US$127,65 juta pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan ini lebih kecil dibandingkan biaya memperoleh pertanggungan sebesar $288,8 ribu.
Sejalan dengan peningkatan pendapatan, belanja utama MDKA juga meningkat 177,96% menjadi US$507,76 juta atau setara Rp8,05 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat hanya $182,67 juta.
Beban terbesar disumbang oleh biaya pengolahan sebesar US$ 339,86 juta, disusul biaya penambangan sebesar US$ 38,54 juta, biaya penyusutan sebesar US$ 27,40 juta, biaya penyusutan sebesar US$ 8,11 juta, dan biaya pemurnian sebesar US$ 175,46 ribu.
Alhasil, laba kotor tercatat sebesar US$33,28 juta atau setara Rp528,35 miliar, meningkat 5,53% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar US$31,54 juta.
Setelah dikurangi berbagai biaya yang bisa disederhanakan, MDKA mencatatkan kerugian sebesar US$15,22 juta atau setara Rp 241,72 miliar pada kuartal I 2024, naik dari sebelumnya untung US$3,11 juta pada 3 bulan pertama tahun 2023.
Di sisi lain, total liabilitas MDKA per 31 Maret 2024 turun menjadi US$ 2,09 miliar dibandingkan US$ 2,20 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan utang jangka panjang MDKA tercatat sebesar $1,20 miliar dan utang jangka pendek sebesar $888,50 juta.
Sementara itu, total modal perseroan meningkat menjadi $2,82 miliar pada akhir tahun 2023 dari nilai sebelumnya sebesar $2,76 miliar. Sementara total aset tercatat turun menjadi $4,92 miliar dibandingkan $4,96 miliar per 31 Desember 2023.
,
Penafian: Tujuan berita ini bukan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel