Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rozan P. Roslani memutuskan menindak Kementerian/Lembaga (K/L) karena lambannya penerbitan izin usaha.

Rossan menjelaskan, langkah ini diambil untuk menjamin para pengusaha. Ia mengatakan bahwa meskipun banyak kementerian/lembaga dan pemerintah mempunyai peraturan mengenai perjanjian tingkat layanan, yaitu kontrak antara penyedia layanan dan pelanggan, namun sulit untuk melakukan bisnis. 

“Kita punya perjanjian dalam bentuk service level agreement dengan 18 kementerian. Misalnya, izin ini harusnya selesai dalam 3 hari, izin-izin lain dalam 5 hari. Tapi dalam praktiknya bisa 6 bulan, 3 bulan, bahkan setahun. .” kata Rozan dalam acara Kompas100 CEO Forum, Sabtu (12/10/2024), mengutip media BKPM.

Mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ini menekankan pentingnya memastikan kejelasan dan kejelasan regulasi agar pengusaha dalam dan luar negeri tidak ragu berinvestasi.

Rozan mengaku sangat memahami permasalahan dan keluh kesah mereka yang ingin berinvestasi di Indonesia karena dirinya sendiri adalah seorang wirausaha. Oleh karena itu, dia menyatakan akan mengirimkan surat ke 18 K/L agar perizinan usahanya tidak dipersulit.

“Misalnya ada perjanjian 3 hari [boleh bisnis], tapi mereka [C/L] tidak izin, maka saya izinkan,” ujarnya. 

Selain itu, Rossan mengatakan kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi terus menurun. Ia menjelaskan, dulu investasi menyumbang hingga 1/3 pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun kini hanya menyumbang 1/4 saja.

“Kalau dilihat dari struktur pertumbuhan ekonomi, yang terbesar berasal dari kuatnya konsumsi dalam negeri kita, yaitu sekarang sekitar 53-54%. Kedua adalah investasi. Investasi sekarang sekitar 24-25%. Sebelumnya konsumsi kita 57-58%, dan Investasi yang tadinya 30% atau lebih, bisa saja lebih, sekarang hanya 24-25%,” ujarnya.

Oleh karena itu, Rossan menekankan pentingnya meningkatkan kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama pada sektor-sektor strategis seperti energi bersih dan produksi kendaraan listrik.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA