Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan cetak biru perusahaan pelat merah hingga tahun 2034. Rencana ini mencakup integrasi sektor pangan dan pupuk sebagai fokus utama.
Pada acara Family Gathering Kementerian BUMN di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta, Minggu (5/5/2024), Erick mengatakan cetak biru tersebut dirancang untuk memberikan kejelasan dan transparansi kepada organisasi terkait serta menghindari ketidakpastian di masa depan. .
Dia mengatakan, langkah ini untuk menghindari beberapa permasalahan yang muncul di masa lalu seperti ledakan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang tidak terduga dan campur tangan kasus korupsi seperti Jiwasraya hingga Asabri.
Dalam upaya memperkuat ekosistem BUMN, Erick menilai integrasi antara sektor pupuk dan pangan merupakan hal yang penting karena keduanya saling berhubungan. Namun saat ini keduanya masih terpisah dan perlu diintegrasikan agar dapat beroperasi lebih efisien.
“Keberadaan pupuk dan pangan itu saling terkait dalam satu ekosistem. Tidak mungkin kita bicara pangan tanpa pupuk misalnya. Ya, masih terpisah,” kata Erick dalam pemberitaan Antara.
Erick menyoroti kekurangan di sektor pupuk, khususnya terkait ketersediaan bahan baku seperti sulfat dan fosfat. Untuk menjadi produsen pupuk terbesar di dunia, Indonesia memerlukan jaminan akses bahan baku. Oleh karena itu, cetak biru BUMN hingga tahun 2034 fokus pada sektor ini dengan fokus menjamin pasokan bahan baku industri pupuk.
“Masih banyak kekurangan pupuk kimia; Dengan kata lain, sumber bahan baku seperti sulfat dan fosfat belum tersedia. Kami juga mencetak warna biru. Jadi jika Anda ingin menjadi yang terbesar kelima, Meski merupakan produsen pupuk terbesar ketiga di dunia, namun kepastian bahan bakunya harus ada. Itu salah satu yang kami dorong ke depan,” kata Erick.
Menurut Erick, tujuan Blue Print dalam 10 tahun ke depan adalah memperkuat ekosistem BUMN. Erick menekankan pentingnya pemikiran jangka panjang untuk menjamin keberlanjutan dan keberhasilan transformasi BUMN.
“Dibandingkan China, butuh waktu 18 tahun untuk bertransformasi. Jadi kalau China butuh 18 tahun, yang merupakan perkembangan negara yang besar, saya kira tidak mungkin BUMN Indonesia bisa melakukannya dalam lima tahun.” kata Eric.
Erick harus mengerjakan cetak biru itu secara detail dan detail; Sehingga siapapun yang menggantikan posisinya di kemudian hari bisa memanfaatkannya. Sehingga proyek-proyek yang telah dilaksanakan akan terus berjalan.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.