Bisnis.com, JAKARTA – Nilai portofolio Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dilaporkan jauh lebih tinggi dibandingkan aset negara Singapura, BUMN Malaysia Temasek, dan Khazanah Berhad.

Berdasarkan laporan keuangan bersama yang diterbitkan Kementerian BUMN, total aset 65 perusahaan pelat merah akan mencapai 10.401,5 triliun rupiah pada tahun 2023. Jumlah tersebut lebih tinggi 6,26% dibandingkan tahun lalu yakni 9.788,64 triliun.

Sementara itu, Temasek, yang dikenal sebagai salah satu investor terbesar di dunia, memiliki total nilai portofolio sebesar S$389 miliar pada Maret 2024. Nilainya sebesar 4.610,99 triliun rupiah dengan kurs 11.853 rupiah terhadap dolar Singapura.

Sedangkan pada tahun 2023, total aset grup Khazanah Berhad sebesar 165,84 miliar ringgit atau sekitar Rp596,24 triliun dengan kurs Rp3.595 per ringgit Malaysia.

Wakil Menteri BUMN Karthika Virjoatmojo menilai dengan modal sebesar itu, superholding BUMN yang saat ini sedang dikembangkan pemerintah berpotensi besar mengungguli Temasek atau Khazana.

“Kami tahu ada hal-hal seperti Temasek dan Hazana di dunia. “Kami yakin BUMN akan lebih besar dari negara-negara tersebut,” kata Karthika atau Tiko di gedung Kementerian BUMN, Senin (21/10/2024).

Menurutnya, kini Kemendikbud terus melakukan penelitian dengan para ahli agar pembentukan superholding dapat berjalan efektif.

Toto Pranata, Wakil Direktur Lembaga Manajemen Kelompok Riset BUMN Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (UI), optimis Danantara bisa menjadi organisasi pengelola kekayaan milik negara bersama Temasek dan Khazanah.

Pasalnya, dari segi nilai portofolio aset, tingkat konsolidasi BUMN jauh lebih tinggi dibandingkan kedua entitas tersebut. Namun, menurutnya, perusahaan pelat merah belum maksimal dalam meraih keuntungan.

“Total konsolidasi BUMN jauh lebih besar dibandingkan Temasek dan Khazana. Soalnya profitabilitas BUMN rendah. Artinya, aset yang besar mungkin tidak bisa bekerja maksimal dalam menghasilkan pendapatan, ujarnya.

Berita lainnya, Presiden Prabowo resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Energi Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang dipimpin oleh Muliaman Darmansia Hadad dan Kaharuddin Jenod.

BPI Danantara yang disebut-sebut sebagai cikal bakal super holding akan memiliki visi sebagai manajer investasi yang memimpin transformasi korporasi global.

Muliaman Hadad Danantara mengisyaratkan akan ada lembaga khusus di bawah komando Presiden Prabov. Salah satu tanggung jawabnya adalah pengelolaan barang milik negara di masing-masing kementerian.

Mantan Ketua Dewan Komisioner OJK ini juga meyakini BPI Danantara akan menjadi cikal bakal super holding seperti Temasek dan Khazanah.

“Situasi terakhirnya ya, mirip [Temasek]. “Tapi tentunya harus disiapkan undang-undangnya dulu,” kata Muliaman kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (22/10/2024).

________________ 

Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan untuk membujuk Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA