Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham PT Astra International Tbk. (ASII) telah mencatatkan pertumbuhan dalam lima tahun terakhir menjelang Gaikindo Indonesia International Motor Show (GIIAS).

Aktivitas perdagangan besar-besaran yang dilakukan investor tercatat setidaknya dua bulan sebelum tanggal pelaksanaan GIIAS, yang tercermin dari kenaikan harga saham ASII.

Melihat data historis Investing, dua bulan sebelum diperkenalkannya GIIAS 2019, saham ASII stabil di Rp 6.700 per saham pada 17 Mei 2019, lalu menguat 6,71% ke Rp 7.150 pada 18 Juli 2019. Kemudian GIIAS 2019 dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2019. Mulai tanggal 18 hingga 28 Juli 2019.

Selanjutnya GIIAS 2020 dijadwalkan digelar pada 22 Oktober hingga 1 November 2020, namun sayangnya pameran utama harus dibatalkan karena merebaknya pandemi Covid-19.

Berdasarkan gelaran GIIAS 2021, saham emiten berkode ASII itu menguat dalam dua bulan menjelang pameran. Pada 10 September 2021, saham ASII seharga Rp 5.425 per saham, namun pada 11 November 2021, saham ASII naik 13,82% menjadi Rp 6.175. Sekadar mengingatkan, GIIAS 2021 akan digelar pada 11 hingga 21 November 2021.

Sementara pada GIIAS 2022, harga saham ASII naik tipis 0,36% dalam dua bulan, dari Rp 6.925 pada 10 Juni 2022 menjadi Rp 6.950 pada 11 Agustus 2022. Gelaran GIIAS 2022 akan digelar pada 12 Agustus hingga 21 Agustus mendatang. .

Terakhir, di GIIAS 2023, saham ASII menguat 1,10% dalam dua bulan menjelang pameran otomotif, dari Rp 6.800 pada 9 Juni 2023 menjadi Rp 6.875 pada 9 Agustus 2023. GIIAS 2023 dilaksanakan pada 10 Agustus 2023. – 20 Agustus 2023

ASII diperdagangkan melemah 0,44% atau 20 poin pada Rp 4.540 per saham setelah perdagangan Rabu (10/7/2024), menurut RTI Business. Sementara saham ASII turun 19,65% year-to-date (YtD).

Dilihat dari valuasinya, saham Astra (ASII) memiliki rasio harga terhadap pendapatan (PER) sebesar 6,16x dan rasio harga terhadap buku (PBVR) sebesar 0,89x. Kapitalisasi pasar ASII tercatat sebesar Rp 184,61 triliun.

PER ASII berada pada 7,77 kali lipat dari rata-rata lima tahun terakhir, sementara PBV-nya berada pada 1,23 kali lipat dari rata-rata lima tahun terakhir.

Outlook Saham ASII

Analis Bahana Sekuritas Christine Natasya mengatakan meski harga saham ASII saat ini relatif rendah, namun ia masih melihat katalis positif bagi ASII menjelang peluang pembelian.

Ia mengatakan, dalam jangka pendek, peluncuran model baru yang terus dilakukan ASII dalam beberapa tahun terakhir akan menjadi katalis pendukung. Selain itu, dalam jangka panjang, pemulihan daya beli Indonesia juga akan menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan.

ASII pun diprediksi akan meluncurkan model baru tersebut di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 yang digelar pada 18-28 Juli 2024.

“Toyota ASII berencana memperkenalkan dua model baru di GIIAS 2024. Yang pertama adalah mobil listrik global yang mengubah permainan, disebut sebagai All New Prius PHEV. Kedua adalah model Yaris GR yang memadukan teknologi balap dengan transmisi otomatis,” ujar Toyota. Christine dikutip dalam pemeriksaan, Rabu (7/10/2024).

Meski begitu, harga saham ASII turun, ujarnya, terutama pada paruh pertama tahun 2024, dimana penjualan grosir mobil masih tertekan sekitar -20% year-on-year.

Beberapa penyebabnya antara lain lemahnya daya beli, maraknya penggunaan angkutan umum, dan masyarakat lebih memilih membeli mobil bekas karena harganya yang relatif murah.

Christine memperkirakan volume penjualan grosir mobil nasional akan rata-rata 70.000 unit per bulan pada Semester II/2024, mewakili penurunan penjualan sebesar 15,9% dari tahun ke tahun. Total penjualan mobil nasional diperkirakan mencapai 824.000 unit pada tahun 2024, atau penurunan sebesar -18% dari tahun ke tahun.

Oleh karena itu, kami tetap merekomendasikan Beli, namun harga saham ASII kami turunkan dari Rp 5.700 menjadi Rp 5.600, artinya laba 2025 7,4x, tutup Christine.

Selain itu, penjualan mobil tidak lepas dari pengaruh suku bunga. Menurut Herditya Vichaksana, Analis MNC Sekuritas, pada Semester II/2024, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga pada September 2024 yang bisa naik hingga 69%.

Untuk saat ini, bank sentral AS, The Fed, mempertahankan suku bunga pada 5,25%-5,5%, sedangkan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga pada 6,25%. Herditya juga sudah mengajukan pembelian saham ASII.

Beli penawaran saham ASII dengan target harga sekitar Rp 4.800 hingga Rp 5.000 per saham, kata Gerditya Bisnis saat dihubungi.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA