Bisnis.com, JAKARTA — Met Gala 2024 kembali menjadi pusat perhatian pada Senin, 6 Mei 2024. Semua mata tertuju pada sosok tangguh yang memimpin, Anna Wintour, sosok besar dan berpengaruh di balik Vogue. dunia mode

Wintour menyelenggarakan Met Gala setelah kematian pendirinya, Diana Vreeland, pada tahun 1989. Wintour pertama kali ditunjuk pada tahun 1995, tak lama setelah menjadi pemimpin redaksi Vogue.

Namun, pada tahun berikutnya, saingan Wintour Elizabeth Tilberis, seorang ekspatriat Inggris dan pemimpin redaksi Harper’s Bazaar, menerima penghargaan tersebut. Tilberi menciptakan Gala modern pertama.

Met Gala di bawah Tilberi disponsori oleh Dior, yang baru saja menunjuk John Galliano sebagai direktur artistik barunya. Diana, Putri Wales, juga hadir di sana tahun itu, baru saja bercerai dari Raja Charles, tampil dalam gaun sutra biru rancangan Galliano. Pameran itu menimbulkan sensasi.

Setelah Tilberi meninggal karena kanker pada tahun 1999, Anna Wintour kembali mengambil alih Met Gala untuk selamanya.

Mengacu pada Celebrity Net Worth, Wintour diperkirakan memiliki kekayaan bersih kurang lebih $50 juta atau Rp.

Gaji tahunannya sebagai pemimpin redaksi Vogue, yaitu $4 juta, menegaskan bahwa ia adalah salah satu orang dengan bayaran tertinggi di dunia mode. Perjalanan Wintour menjadi ikon mode global

Lahir dari keluarga percetakan istimewa di Hampstead, London, pada tanggal 3 November 1949, ia menjadi pewaris media jurnalistik paling terkemuka dari ayahnya, Charles Wintour, dan ibu tirinya, Audrey Slaughter.

Karier awalnya dimulai dengan menjelajahi lorong-lorong publikasi ikonik, dari Harper’s Bazaar hingga Vogue, di mana ia akhirnya mengklaim posisi pemimpin redaksi yang didambakan.

Pada tahun 1988 Wintour menggantikan Grace Mirabella sebagai pemimpin redaksi American Vogue. Hal ini terjadi tiga tahun setelah peluncuran majalah Prancis Elle, yang terus-menerus mengancam akan melemahkan sirkulasi dan pendapatan iklan Vogue.

Di bawah kepemimpinan Wintour, Condé Nast Publications, perusahaan induk Vogue, meluncurkan beberapa spin-off, terutama Teen Vogue pada tahun 1993.

Dikenal karena pilihan editorialnya yang berani dan kepemimpinan transformatif, Wintour menjadikan Vogue sebagai batu ujian budaya, merangkul keberagaman dan inovasi dalam prosesnya.

Sementara itu, Wintour juga mengelola sejumlah filantropi Vogue terkenal, termasuk mentransformasikan Met Gala, penggalangan dana tahunan untuk Institut Kostum Museum Seni Metropolitan.

Berawal dari kumpulan elite sosialita Manhattan, gala tersebut menjadi acara karpet merah yang didominasi selebriti internasional.

Di luar bakat editorialnya, upaya filantropis Wintour sebagai wajah industri fesyen menggarisbawahi komitmennya terhadap tujuan sosial.

Sebagai wali dari Metropolitan Museum of Art dan pendiri berbagai inisiatif amal, termasuk CFDA Vogue Fund, ia telah menggunakan pengaruhnya untuk mempromosikan bakat-bakat baru dan mendukung tujuan-tujuan yang bermanfaat, mengumpulkan jutaan dolar untuk organisasi amal dan budaya AIDS.

Meskipun model bob dan kacamata hitam khas Wintour identik dengan kepribadiannya yang penuh teka-teki, pengaruh abadinya terhadap mode dan jurnalismelah yang benar-benar mendefinisikan warisannya.

Dari sampul Vogue yang ikonik hingga menjadi pembawa acara Met Gala, pengaruh Anna Wintour tidak mengenal batas, membentuk masa lalu, masa kini, dan masa depan industri yang terus ia dominasi.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel