Bisnis.com, JAKARTA – Setiap hari, masyarakat perlu mengonsumsi air putih sebanyak 8 gelas atau sekitar 2 liter per hari untuk menghindari dehidrasi atau kekurangan cairan, terutama di musim panas. Tapi, apa jadinya jika Anda minum terlalu banyak air?

Dalam banyak kasus, minum air berlebih atau overhidrasi kerap dialami oleh para atlet, terutama pelari lari maraton. Jika minum air terlalu banyak, seseorang bisa merasa mual, seperti mual dan pusing.

Gejala yang terjadi jika Anda minum terlalu banyak air disebut hiponatremia. Kondisi ini terjadi ketika konsentrasi natrium dalam aliran darah sangat rendah. Meski bisa disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya, penyebab terseringnya adalah terlalu banyak minum air sehingga menurunkan kadar natrium dalam tubuh. Gejala Hiponatremia Orang yang terkena hiponatremia biasanya mengalami gejala berikut ini:

1. Jijik

2. Muntah

3. Kebingungan

4. Hilangnya kesadaran

Kadar natrium yang sangat rendah dapat memicu kejang dan kehilangan kesadaran serta dapat mengancam jiwa.

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine, para peneliti menguji kadar natrium dalam darah hampir 500 orang yang baru saja menyelesaikan Boston Marathon. Mereka menemukan bahwa 13% menderita hiponatremia.

Di kalangan perempuan, angka ini meningkat hingga hampir 1 dari 4 orang.

Selain berjenis kelamin perempuan, kemungkinan seorang pelari maraton mengalami hiponatremia juga meningkat seiring bertambahnya waktu.

Tidak mengherankan, para peneliti menemukan bahwa prediktor terbaik dari kondisi ini adalah pertambahan berat badan selama lomba, dan hal ini masuk akal, karena pertambahan tersebut hampir pasti disebabkan oleh asupan cairan yang berlebihan.

Menariknya, para ilmuwan tidak melihat hubungan antara hiponatremia dan jenis cairan yang dikonsumsi pelari saat lomba. Hal ini bisa terjadi karena meski minuman tersebut kurang mirip Gatorade, namun kadar natrium yang relatif rendah pada minuman tersebut tidak cukup untuk mengimbangi asupan cairan yang banyak.

Namun, bukan berarti penyakit tersebut melarang pelari atau orang yang melakukan aktivitas lain untuk berhenti minum. Terutama saat suhu memanas dan kita berkeringat lebih banyak, asupan cairan yang cukup sangatlah penting.

Benar sekali, dehidrasi dan kepanasan merupakan risiko yang jauh lebih besar bagi kebanyakan orang dibandingkan dehidrasi. Untungnya, sebagian besar kasus hiponatremia sembuh dengan cepat setelah konsumsi alkohol dihentikan.

Dalam kasus yang parah, perawatan medis dan elektrolit intravena mungkin diperlukan. Jika Anda merasa mual atau pusing saat berolahraga, segera hentikan. Sementara itu, jika gejalanya terus berlanjut, segera dapatkan bantuan medis.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel