Bisnis.com, Jakarta – Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ), sebaiknya mencari waktu yang tepat untuk kembali menaikkan suku bunga seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian.

Mengutip Bloomberg, Jumat (4/10/2024), mantan anggota dewan BOJ Takako Masai mengatakan data survei sentimen bisnis BOJ minggu ini menunjukkan hasil positif untuk aktivitas korporasi seiring dengan kondisi moneter.

“Sangat bagus. Sangat beralasan bagi Bank of Japan untuk menaikkan suku bunganya,” kata Masai.

Pernyataan Masai ini menanggapi sikap pemerintahan baru yang meminta pertimbangan matang mengenai waktu kenaikan suku bunga berikutnya. 

Perdana Menteri baru Shigeru Ishiba membuat pasar heboh pada Rabu (2/10/2024), dengan mengatakan kondisi saat ini belum siap untuk tindakan seperti itu. Ishiba mengklarifikasi bahwa dirinya hanya ingin menunjukkan keberpihakannya kepada Gubernur BOJ Kazuo Ueda. 

BOJ telah mempertahankan pendiriannya bahwa keputusannya didasarkan pada data dan akan melakukan penyesuaian lebih lanjut terhadap pengaturan kebijakan jika proyeksi harga terwujud. 

Masai mengatakan sikap antara pemerintah dan BOJ telah mencapai keseimbangan yang baik.

Dia mengatakan bursa merespons pernyataan terkait kebijakan moneter. Menurutnya, nilai yen antara 140 dan 150 terhadap dolar AS sangat nyaman.

Masai menjelaskan bahwa nilai tukar yen yang relatif lemah dengan volatilitas yang rendah baik bagi perekonomian Jepang, membantu ekspor negara tersebut. Sementara itu, penguatan yen meringankan beban konsumen dengan mengurangi impor.

Sementara itu, Ishiba mencoba menunjukkan bahwa Bank of Japan tidak memaksakan kebijakan suku bunga. Ishiba sependapat dengan Ueda bahwa masih ada waktu untuk menilai situasi pasar dan perekonomian sebelum melakukan perubahan suku bunga.

Komentar terbaru Ishiba menandakan perubahan lain dalam nada mengenai BOJ. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin baru Jepang masih mengkaji cara terbaik untuk berinteraksi dengan pasar dan mencoba untuk mencapai keseimbangan antara dianggap sebagai pelanggaran terhadap independensi bank sentral dan mendukung pelonggaran moneter di masa depan.

Ishiba mencatat bahwa Ueda telah menjelaskan dalam pertemuan keduanya sehari yang lalu bahwa kondisi moneter masih sangat akomodatif dan BOJ memiliki banyak waktu untuk menilai dampak kebijakan sebelum melakukan penyesuaian.

“Ini pemahamanku juga,” kata Ishiba.

Sebelum terpilih sebagai perdana menteri, Ishiba menyatakan dukungannya terhadap kebijakan normalisasi BOJ untuk membantu melemahnya yen. Hal ini menimbulkan spekulasi di kalangan pasar bahwa hal ini akan mendukung kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh bank sentral.

Pendahulu Ishiba, Fumio Kishida, juga mengguncang pasar dengan komentarnya mengenai pajak keuntungan modal di awal masa jabatannya.

Kishida kemudian menarik kembali komentar tersebut agar menjadi populer di kalangan investor, karena kebijakan tersebut membantu mendorong saham Jepang ke level tertinggi sepanjang masa.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel