Bisnis.com, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menginginkan pedagang dari negara-negara yang dikecualikan dari tindakan perlindungan tarif impor (BMTP) memberikan surat keterangan asal (SKA) barang impor secara acak. Untuk perlindungan atau keamanan.
Komitmen tersebut tertuang dalam Peraturan Kementerian Perdagangan (Permendag) Nomor 16 Tahun 2024 tentang Peraturan Asal Barang dan SKA yang mulai berlaku pada 12 Juli 2024.
Pasal 2 Ayat (2) Ketetapan tersebut yang dikutip pada Minggu (11/8) menyatakan bahwa “Orang Asing yang mengimpor barang yang dikenakan tindakan perlindungan perdagangan di negara yang dikecualikan dari penerapan tindakan perlindungan perdagangan, wajib mencantumkan SKA dalam setiap impornya”. ). /2024).
Sedangkan jika importir tidak menyerahkan SKA maka akan dilindungi otoritas impor berupa BMTP sesuai ketentuan resmi.
Selain itu, Zulkifli mengatakan Permendag Nomor 16 Tahun 2024 yang juga merupakan pedoman penelitian asal usul barang dan SKA tidak selektif saat diserahkan kepada otoritas bea cukai Indonesia yakni Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Cukai. Biro Perpajakan, Kementerian Keuangan. (Kemenku).
Kajian tersebut meliputi metode sourcing, metode pemberian layanan dan ketentuan sistem SKA yang tidak dipilih dari negara pengekspor.
Sebelumnya, pemeriksaan penelitian SKA di wilayah tersebut terbatas karena kriteria penerbitan SKA yang tidak memihak didasarkan pada pengaturan negara pengekspor, seperti Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 37 Tahun 2008 tentang Surat Keterangan Asal Barang Impor. Tindakan defensif.
Pengaturan rinci mengenai tata cara pemeriksaan asal usul barang impor dapat menjadi pedoman dalam pemeriksaan keamanan barang ekspor SKA dan pelaksanaan pemungutan BMTP, kata Zulkifli dalam keterangan tertulis yang dikutip, Minggu (11/8). /2024).
Politisi PAN berharap dengan adanya aturan ini, kebijakan konservasi bisa lebih efektif dan menyelesaikan konflik pengumpulan BMTP di lapangan.
Keberadaan aturan ini antara lain merupakan bagian dari upaya Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menghindarkan pelaku usaha lokal dari ancaman kerugian akibat maraknya barang impor atau perdagangan tidak sehat.
“Di sisi lain, Kementerian Perdagangan akan lebih memastikan keberhasilan langkah-langkah kompensasi kerugian industri dalam negeri,” tutupnya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel