Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyatakan akan terus memantau perkembangan politik bank sentral AS atau The Fed dan melihat kemungkinan penurunan Federal Funds Rate (FFR) lebih cepat. BI juga tidak mengubah rencananya untuk menurunkan suku bunga dasar BI Rate pada kuartal terakhir tahun ini.

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, kemungkinan penurunan suku bunga sejalan dengan perkembangan kondisi FFR di Amerika Serikat. “Arah penurunan suku bunga BI kemungkinan besar masih belum berubah yakni pada triwulan IV 2024, dan tidak menutup kemungkinan [penurunan] FFR justru akan meningkat,” demikian bunyi rapat Dewan Pengurus BI dalam rapat kolektif. rapat konferensi pers pada Rabu (17/7/2024).

Terbaru, BI melihat The Fed membuka kemungkinan penurunan FFR lebih cepat mulai Desember 2024 hingga November 2024. Bahkan, banyak pihak yang memperkirakan penurunan suku bunga utama global akan terjadi pada September.

Meski begitu, Perry mengatakan BI tidak melihat penurunan tersebut secepat itu. “Kami tidak berani mengatakan kita menuju September, padahal pasar memperkirakan September,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan, kondisi perekonomian global, dalam hal ini inflasi Amerika Serikat yang lebih rendah dari perkiraan, memerlukan penurunan FFR yang lebih cepat. Selanjutnya perkiraan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,2% didorong oleh Amerika Serikat dan Eropa.

Pertumbuhan ekonomi AS terus ditopang oleh konsumsi dan stimulus fiskal. Pertumbuhan ekonomi Eropa diperkirakan lebih tinggi karena membaiknya ekspor dan investasi.

Namun perekonomian Tiongkok masih belum kuat karena lemahnya permintaan domestik. Inflasi di AS pada bulan Juni 2024 lebih rendah dari perkiraan, dipengaruhi oleh lebih rendahnya inflasi energi dan real estate.

“Hal ini mendorong perkiraan bahwa suku bunga kebijakan FFR AS bisa turun lebih cepat dibandingkan akhir tahun 2024,” jelasnya.

Perry dan Dewan Gubernur akan terus memantau status FFR. Ditambah Departemen Keuangan AS dan kinerja dolar AS. Ia mengaku belum bisa menjelaskan lebih lanjut mengenai kemungkinan penurunan BI Rate pada tahun ini.

Pada kesempatan lain, PT Bank Permata Tbk. kepala ekonom. Josua Pardede melihat adanya kemungkinan penurunan BI rate lagi jika The Fed menerapkan penurunan FFR.

Ke depan, arah kebijakan moneter BI terkait BI Rate akan sangat bergantung pada perkembangan kondisi perekonomian dan politik global, khususnya Amerika Serikat.

Oleh karena itu, Josua tetap memperkirakan BI akan mempertahankan BI rate pada level 6,25% saat ini hingga akhir tahun 2024.

“Hal ini menunjukkan kemungkinan penurunan BI rate bisa terjadi pada triwulan I tahun 2025,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (17/07/2024) ini.

Lihat berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel