Bisnis.com, Jakarta – Ganda putra Fajr Alfian/Muhammad Ryan Ardianto berhasil menjaga konsistensi penampilan di perang saudara melawan Mohammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana. 

Duo peringkat satu dunia itu mengalahkan Fikri/Bagas 21-17, 21-18 dalam dua gim dalam waktu 36 menit untuk melaju ke babak ketiga. 

Fajr/Ryan tampil apik pada putaran kedua ajang BWF World Tour Super 750 di KD Jadhav Indoor Hall, New Delhi, Kamis (19/1/2023) sore. 

Diakui Fajr, pertarungan putaran kedua turnamen ini berlangsung sengit dengan total hadiah sebesar US$900 ribu. Apalagi jumlahnya pun mengejar. Kedua pasangan sudah memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing. 

“Karena kami selalu latihan bersama, kami sama-sama tahu kelebihan dan kekurangan lawan. Hari ini kami bisa menang hanya karena strateginya lebih baik,” ujarnya kepada tim Humas dan media PBSI, Kamis (19/1/2023). 

Soal teknik, ia menjelaskan, duet yang akrab disapa Fazri ini hanya terlihat berani dalam permainan bola depan. 

“Dengan begitu, lawan pasti akan lebih banyak mengangkat shuttlecock dan memudahkan Ryan berperan sebagai operator. “Dan model permainan ini berjalan dengan baik,” kata Fajr. 

Menurut Ryan, selain tekniknya yang tepat, mereka lebih cocok di udara sejuk New Delhi. 

“Masih dingin, tapi tidak sedingin kemarin. Kita semakin baik dalam beradaptasi dengan udara dingin,” kata Ryan. 

Fajr/Ryan akan menghadapi pasangan Jerman Mark Lamsfuss/Marvin Seidel di babak ketiga besok. Mereka sepakat harus mempersiapkan diri dengan baik saat bertemu di Malaysia Open. 

“Kami harus mempersiapkan diri dengan baik untuk menjalankan strategi pada pertandingan besok. Tidak akan mudah melawan wakil Jerman. Kami harus siap menghadapi pertarungan yang sulit seperti saat bertemu mereka di Malaysia Open lalu,” kata Fazar.

Sementara itu, Fikri mengatakan seniornya kali ini bermain lebih baik dan nyaman sehingga keduanya harus mengakui keunggulan rival tuan rumah.

Sebenarnya kami juga bermain bagus. Tadi kami berusaha memberikan perlawanan, tapi performa lawan lebih halus dan kuat,” kata Fikri. 

Senada dengan itu, Bagas juga merasa jika tidak melawan teman-temannya yang berasal dari negara yang sama, maka hasilnya akan berbeda karena ia merasa tren permainan ganda berjuluk The Babies ini sedang naik daun.

“Sayangnya, kami harus bertemu rekan satu tim di babak pertama. Padahal, performa kami bagus dan meningkat di trek itu. Bisa lain cerita kalau bukan karena rekan satu tim yang kami hadapi. Nomor satu ganda dunia ,” kata Bagas.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel