Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan provinsi tersebut merugi Rp 488,94 miliar akibat penambangan batu bara di Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan wilayah tambang yang dilakukan PT Andlas Bara Sejahtera. Perubahan harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Kerugian ini diperkirakan selama periode operasi 2010-2016.
Dalam laporannya, BPK menyimpulkan adanya kesalahan yang berindikasi kriminalitas oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kasus tersebut sehingga menimbulkan kerugian negara sebesar Rp488,94 miliar.
“Kami berharap hasil statistik kerugian negara dapat ditindaklanjuti dengan cepat untuk lebih memperjelas hal tersebut,” kata Hendra Susanto dalam keterangan BPK, yang dikutip Rabu (9/10/2024).
BPK telah menghitung kerugian negara atas kegiatan Andalas Bara Sejahtera atas permintaan Kepala Kejaksaan Sumsel Yulianto. Wakil Ketua BPK Hendra Susanto mengirimkan hasil laporan tersebut kepada Yulianto di Kantor Pusat BPK RI pada Selasa (8/10/2024).
Untuk memperoleh informasi, Kejati Sumsel sebelumnya memanggil enam orang yang diduga terlibat skandal korupsi terkait pengelolaan tambang dan izin pertambangan PT Andalas Bara (ABS).
Kepala Bagian Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Vanny Yulia Eka Sari mengatakan, PT ABS merupakan perusahaan pertambangan yang menyebabkan kerusakan dan kerugian negara pada tahun 2010 hingga 2014 di Sumsel.
Tim penyidik sudah mengumpulkan cukup bukti dan saksi, untuk bersandar pada alat bukti pertama sebagaimana diatur dalam Pasal 184 ayat (1) KUHP, hari ini enam orang telah ditetapkan sebagai tersangka, kata Vanny dalam keterangan tertulis. . pada hari Senin. 22/7/2024).
Keenam terdakwa tersebut adalah ES selaku Komisaris/Komisaris Utama dan Direktur/Direktur Utama PT BCS/PT ABS; G, Direktur/Direktur Utama/Komisaris PT BCS/PT ABS; dan B, Direktur/Direktur Utama/Komisaris PT BCS/PT ABS. Selain itu, tersangka lainnya antara lain M, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lahat periode 2010-2015; SA, Kepala Dinas pada Dinas Pertambangan Umum Kabupaten Lahat periode 2010-2015; dan LD, Kepala Dinas pada Dinas Pertambangan Umum Kabupaten Lahat periode 2010-2015.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel