Bisnis.com, JAKARTA – Selasa (14/8/2024), pemegang saham BUMN Kariya dan anak usahanya menarik perhatian. Kinerja penting ini menyusul masuknya WIKA ke dalam MSCI Small Cap Index Indonesia dan pernyataan Prabowo Subianto terkait proyek IKN.
Bursa Efek Indonesia menunjukkan 6 dari 10 top gainer yang diperdagangkan pada Selasa (14/8/2024) merupakan emiten BUMN industri konstruksi dan anak usahanya. Pemegang saham PT Wijaya Karya Beton Tbk menempati posisi nomor satu. (WTON) menguat 27,38% ke Rp 107 per saham.
Di latar belakang, saham PT Wijaya Karya Gedung Gedung Tbk. (WEGE) diikuti kenaikan 26,15% menjadi Rp 82 per saham. Keduanya merupakan anak perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA).
Saham WIKA pun tak ketinggalan pada perdagangan kemarin. WIKA bahkan naik 24,3% ke Rp 266 per saham sehingga mempengaruhi peringkat penolakan otomatis (ARA).
Selain Wika Group, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dan anak perusahaannya PT PP Presisi Tbk. (PPRE) menghijau dengan margin 22,68% dan 17,14%. Bernasib sama, saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) naik 22,66% ke Rp 314 per saham.
Di sisi lain, pemegang saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) disuspensi di bursa hingga 8 Mei 2023 dengan harga Rp 202 per saham.
Pesatnya pengelolaan saham-saham terkait BUMN di bidang konstruksi tidak lepas dari dua hal utama. Pertama, WIKA masuk dalam MSCI Indonesia Small Cap Index sejak 2 September 2024.
Perasaan proyek IKN terhadap BUMN Karya
Kedua, angin segar bagi BUMN sektor konstruksi datang dari pernyataan Presiden terpilih Prabowo Subianto yang menegaskan tekadnya untuk terus melanjutkan pembangunan Ibu Kota Negara Kepulauan (IKN). Hal itu disampaikan Prabowo dalam rapat paripurna kabinet yang digelar di Istana Garuda, ibu kota Pulau Kalimantan Timur (IKN), Senin (12/8/2024).
“Saya pun memutuskan untuk menegaskan bahwa kami akan melanjutkan [IKN] di sini. “Kalau bisa, kami akan mempercepatnya,” kata Prabow dalam keterangan resmi, Selasa (13/8/2024).
Menurut Prabow, fokus utamanya adalah pembangunan gedung-gedung penting seperti gedung MPR/DPR, kediaman anggota, serta ruang kantor lembaga peradilan seperti Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Prabowo yakin, setelah Pusat Pemerintahan di IKN selesai dibangun, akan semakin banyak investor yang tertarik berinvestasi di usaha baru ini.
“Saya kira selesainya pusat pemerintahan dengan investasi lain akan menarik lebih banyak investor,” ujarnya.
Beberapa analis mendukung kedua pandangan tersebut. Menurut Analis Kanaka Hita Solvera Andika Cipta Labora Bisnis, pemegang saham WIKA terdorong oleh berlanjutnya sentimen positif terhadap proyek Ibukota Kepulauan (IKN) hingga saat ini.
“Karena dengan apa yang dilakukan IKN, WIKA bisa mendapatkan kontrak jangka panjang dari proyek-proyek IKN,” ujarnya, Selasa (14/8/2024).
Selain itu, WIKA juga melonjak menyusul kabar saham BUMN Konstruksi masuk dalam MSCI Small Cap Index mulai 2 September 2024.
“Dengan masuknya WIKA dalam indeks MSCI, maka masuknya institusi asing dan dalam negeri ke dalam WIKA akan menjadi patokan,” kata Andika saat dihubungi Bisnis, Selasa (13/8/2024).
Sedangkan untuk saham WIKA merekomendasikan pembelian saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) target harga Rp 370 per saham adalah Rp 380. Secara teknis, level support WIKA saat ini adalah Rp 250 per saham, menurut Andika.
Secara terpisah, Suvarno Alatas, Kepala Riset Ekuitas Indonesia, mengatakan masuknya WIKA ke dalam indeks saham kecil MSCI merupakan prospek positif karena berpotensi mengundang investor asing untuk menyesuaikan portofolionya oleh fund manager global.
Jika tidak, pemegang saham yang termasuk dalam indeks acuan mempunyai peluang untuk meningkatkan likuiditasnya karena minat investor. Meski demikian, Sukarno menegaskan kenaikan harga hanya bersifat sementara jika sentimen positif tidak dibarengi dengan basis emiten yang baik.
Secara teknikal, dia melihat target harga saham WIKA di kisaran Rp 290 – Rp 316 dengan patokan Rp 244 per saham.
Sementara itu, Senior Investment Advisor Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyoroti positifnya sikap pemerintah baru terhadap komitmen Ibu Kota Pulau (IKN) dalam membangun saham BUMN yang mencakup WIKA.
“Hal ini berpotensi menjadi katalis positif bagi kontrak baru WIKA,” kata Naphan. Hal ini juga mempengaruhi kinerja WIKA. Di sisi lain, ada kekhawatiran arus kas negatif di WIKA.
Persaingan untuk mengumpulkan kontrak baru
Dari sisi efisiensi operasional, emiten BUMN Karya dan anak usahanya akan fokus mengumpulkan kontrak baru. Pada musim I/2024, WIKA mengumumkan telah menandatangani kontrak baru senilai 10,25 miliar dolar.
Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) Agung Budi Waskito mengatakan WIKA akan terus berupaya meningkatkan pendapatan perusahaan, terutama dari bidang-bidang yang bisa menjadi fokus WIKA.
“Kami yakin dengan kemampuan dan kualitas kerja yang kami miliki, serta kepercayaan dari para pemangku kepentingan, bisnis WIKA akan terus tumbuh dan berkembang dengan fokus pada berbagai proyek potensial, khususnya di bidang EPC dimana WIKA memiliki kemampuan investasi yang lebih baik,” katanya. dikatakan. Dalam keterangan resminya, Kamis (24/7/2024).
Kontribusi pembelian kontrak baru terbesar berasal dari sektor industri, disusul sektor infrastruktur, bangunan, proyek EPC, dan properti.
Anak perusahaan WIKA, WEGE dan WTON juga aktif mencari kontrak baru. Pada Januari hingga Juni 2024, WEGE melaporkan pencapaian kontrak baru sebesar Rp1,15 triliun atau meningkat 39% (YoY) dari Rp826,07 miliar pada periode I/2023.
Pencapaian ini membuat total kontrak/seluruh proyek WEGE yang diberikan mencapai Rp8,57 triliun.
Menurut General Manager Wika Gedung Hadian Pramudita, WEGE telah mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga kinerja keuangan. Salah satunya dengan memilih nasabah/mitra yang memenuhi kriteria bank.
WEGE juga memilih rencana cicilan bulanan dan proyek prabayar agar arus kas dan dana operasional sehat.
Kalau tidak, Khadian merupakan anak perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) merupakan bagian dari strategi warisan perusahaan untuk mendukung kinerja dengan meningkatkan pengembangan bisnis dan optimalisasi model.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal WIKA Beton Indra mengatakan pihaknya menargetkan 7,48 triliun 8 miliar kontrak baru pada tahun 2024.
Untuk mencapai tujuan tersebut, lanjutnya, perseroan akan fokus pada beberapa proyek seperti Jalan Tol Ibu Kota Negara (IKN), infrastruktur pabrik swasta, bendungan, gedung perkantoran, serta LRT dan MRT.
Sementara kontrak baru ADHI pada periode yang sama mencapai 10,7 triliun 7 miliar. Tingkat pembelian kontrak baru ADHI meningkat sebesar 12,15% year-over-year.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perusahaan PTPP Joko Raharjo mengatakan pada kuartal I tahun ini, nilai kontrak baru perseroan mencapai Rp 9,65 triliun. Nilai tersebut turun 16,95% dibandingkan tahun lalu yakni Rp 11,66 triliun.
Sebab di awal tahun 2024 masih terkait dengan persoalan pemilu, dan situasi di awal periode pertama masih konservatif, ujarnya saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dari total nilai kontrak baru hingga I/2024, proyek di sektor infrastruktur masih akan terdampak, disusul proyek konstruksi, ujarnya.
———-
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel