Bisnis.com, JAKARTA – Pilkada Serentak 2024 yang digelar di 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota pada November mendatang diyakini tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian.
Kepala Ekonom PT Bank Parmata Tbk. (BNLI) Josua Pardede mengatakan, pihaknya merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 5,04% hingga akhir tahun 2024 atau setahun penuh.
Joshua melihat pemilu daerah pada bulan November memiliki dampak yang terbatas terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Meski ada dampak pemilu, namun kontribusinya terhadap perekonomian nasional relatif terbatas dibandingkan dampak pemilu legislatif dan pemilu presiden,” ujarnya dalam PIER Economic Review: Pertengahan Tahun 2024, Kamis (8/8/2024). .
Pada Semester I/2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan didorong oleh beberapa faktor, antara lain banyaknya hari raya, serta momen-momen penting seperti pemilu, Ramadhan, dan Idul Fitri. Pertumbuhan tersebut terlihat dari capaian perekonomian pada triwulan I tahun 2024 yang mencapai 5,11% (year-on-year/yoy), terutama ditopang oleh pelaksanaan pemilu presiden dan legislatif. Namun pada triwulan II tahun 2024, laju pertumbuhan ekonomi mengalami sedikit perlambatan dengan pertumbuhan hanya tercatat sebesar 5,05%.
Meski ada kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi pada Semester II/2024, Joshua sependapat dengan berbagai organisasi internasional yang memperkirakan perekonomian Indonesia akan mengalami perbaikan pada tahun depan.
Dari sisi kebijakan moneter, Josua menilai Bank Indonesia mempunyai banyak ruang untuk menurunkan suku bunga atau BI rate pada akhir tahun ini. Laporan terbaru Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap sebesar 5% pada tahun 2024 dan meningkat menjadi 5,1% pada tahun 2025.
“Tahun depan diperkirakan kondisi perekonomian akan membaik, terutama jika terjadi pemulihan dan perbaikan dari sisi konsumsi rumah tangga,” tambah Joshua.
Inflasi diperkirakan tetap terkendali di bawah 3% pada triwulan III dan triwulan IV 2024. Hal ini dipengaruhi oleh meredanya dampak El Nino, serta spekulasi pemerintah akan menunda tarif cukai plastik dan pemanis kemasan. minuman (MBDK), sehingga inflasi mendekati batas bawah sasaran Bank Indonesia.
Meski demikian, Ekonom Bahana Securitas Satria Sambizantoro mengatakan pelaksanaan Pilkada 2024 akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi pada Semester II/2024. “[Pilkada 2024] mungkin bisa merangsang konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah. Selain itu, pemerintah memutuskan untuk tetap menyalurkan bansos sebanyak tiga kali lagi pada Semester II/2024,” jelasnya, Selasa (6/8/2024).
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel