Bisnis.com, GRESIK – PT Freeport Indonesia (PTFI) resmi mengoperasikan smelter tembaga barunya yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Manar, Gresik, Jawa Timur.

Pabrik peleburan tembaga berdesain jalur tunggal terbesar di dunia ini mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas input 1,7 juta ton konsentrat dan kapasitas produksi 600.000-700.000 katoda tembaga per tahun.

Peresmian pengoperasian smelter tersebut dihadiri oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlanga Hartarto, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang. Suswantono, dan Direktur Utama PTFI Tony Venas.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlanga Hartarto mengatakan Freeport bisa menyelesaikan pembangunan smelternya dalam waktu 30 bulan sejak peletakan batu pertama sebagai komitmen pemenuhan Perjanjian Izin Pertambangan Khusus (IUPK) yang ditandatangani pada 2018. 

“Alhamdulillah ini bagian dari perjanjian IUPK dan hasil hari ini paling besar karena kita lihat 3-4 tahun ke depan, tidak ada yang bisa membangun smelter seperti itu di lahan 100 hektar” padahal mereka berpikir. sekarang produksinya 4-5 tahun lagi,” kata Airlangga saat peresmian Smelter Freeport, Kamis (27/6/2024). 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PTFI Tony Wenas mengungkapkan, nilai investasi kumulatif proyek seluas 100 hektare di KK GIPE ini mencapai US$ 3,7 miliar atau sekitar US$ 58 triliun.

Bersama smelter yang dioperasikan PT Smelting, keduanya akan memurnikan konsentrat tembaga sebanyak 3 juta ton per tahun dengan produksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak.

Smelter PTFI 2018 merupakan implementasi dan pemenuhan komitmen PTFI terhadap Izin Pertambangan Khusus (IUPK) serta dukungan PTFI terhadap program hilirisasi pertambangan yang digagas pemerintah Indonesia.

Lebih lanjut, Tony mengatakan meski sudah mulai beroperasi, namun smelter Freeport belum bisa langsung menyelesaikan proses produksinya. Freeport memperkirakan dibutuhkan waktu kurang lebih 6-10 minggu sejak smelter mulai beroperasi hingga siap berproduksi terlebih dahulu.

Oleh karena itu, Tony memperkirakan smelter Freeport dapat memproduksi katoda tembaga pertamanya pada Agustus 2024 dan beroperasi dengan kapasitas penuh pada akhir tahun 2024. 

“Perlu waktu sekitar 6-10 minggu untuk memanaskan semuanya hingga mencapai titik panas tertentu, terutama furniturnya. Produksi pertama katoda tembaga akan dilakukan pada pertengahan Agustus. Mudah-mudahan bisa dilakukan sebelum Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2024. ” kata Tony.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel