Bisnis.com, JAKARTA – Banyak pula media asing yang memberitakan pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Gabungan DPR dan DPD Tahun 2024 serta Penyerahan Dokumen Keuangan APBN untuk tahun 2025.

FYI, pidato kenegaraan tahun ini akan menjadi pidato terakhir Jokowi sebelum digantikan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Oktober 2024.

Dalam laporan Bloomberg, Jumat (16/08/2024), Jokowi bercerita tentang keberhasilannya menghasilkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan pengolahan bahan baku dalam negeri, memperbaiki infrastruktur, dan mengentaskan kemiskinan.

Jokowi mengatakan, dirinya telah membangun landasan pembangunan yang fokus pada Indonesia atau Indonesia. Hal ini termasuk peningkatan pengolahan mineral penting yang telah menarik investasi yang telah menciptakan lebih dari 200.000 lapangan kerja.

Meski banyak negara lain yang menggugat, menentang, bahkan berusaha menghentikan kita, sebagai negara berdaulat, sebagai negara besar, kita tidak ragu-ragu, tapi terus melangkah ke depan, kata Jokowi seperti dilansir Bloomberg.

Lanjut Jokowi, di bawah pemerintahannya, Indonesia telah berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang stabil sekitar 5%, menstabilkan inflasi sekitar 2% hingga 3%, dan mengurangi kemiskinan secara signifikan. Selain itu, angka pengangguran dan stunting pada anak juga mengalami penurunan.

Sementara itu, laporan yang dikutip Reuters menyoroti pencapaian Jokowi dalam pembangunan infrastruktur yang berhasil mendongkrak perekonomian.

“Kami berhasil membangun basis dan peradaban baru, membangun di pinggiran, membangun dari desa-desa, dan membangun dari daerah yang paling jauh,” ujarnya dalam pidato kenegaraan, seperti dilansir Reuters.

Hingga saat ini, pemerintah disebutkan telah membangun 2.700 kilometer jalan tol baru, 50 pelabuhan dan bandara baru, serta saluran irigasi seluas 1,1 juta hektare.

Sementara itu, Jokowi juga memaparkan rekor perekonomian Indonesia yang menunjukkan tingkat pertumbuhan konsisten sebesar 5%, meskipun ada tantangan perekonomian global. Jokowi mengatakan, penurunan angka kemiskinan ekstrem dari 6,1% menjadi di bawah 1%, terlaksananya program pelayanan kesehatan nasional, dan revisi KUHP merupakan beberapa capaian besar yang dicapai.

Jokowi disebut-sebut akan meninggalkan jabatannya dengan mayoritas pertumbuhan ekonomi yang kuat. Namun, ia juga menghadapi kritik atas aspek-aspek lain dari warisan kepemimpinannya, termasuk lemahnya lembaga peradilan dan antikorupsi serta upaya untuk mempertahankan kendali politiknya sendiri.

Maret lalu, Mahkamah Konstitusi, yang saat itu diketuai oleh menantu Jokowi, mengubah persyaratan usia calon presiden, membuka jalan bagi putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, 36, untuk bersaing dan memenangkan kursi wakil presiden.

Gibran bersama Presiden terpilih Prabowo Subianto akan dilantik pada 20 Oktober mendatang.

Di akhir pidatonya pada Jumat, Jokowi juga meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas segala kekurangan yang ada selama menjabat.

Sepuluh tahun bukanlah waktu yang lama untuk menyelesaikan seluruh permasalahan negara kita, ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel