Bisnis.com, JAKARTA — Penerbit Manoj Punjabi, PT MD Entertainment Tbk. (FILM) membeberkan strategi yang akan diterapkan setelah menguasai sebagian besar saham PT Net Visi Media Tbk. (NETV).
FILM kini memiliki 80,05% saham NETV, menjadikannya pemegang saham mayoritas dan direktur NETV, sejak diambil alih pada 28 Oktober 2024. Dengan penjualan NETV, FILM kini menjadi saluran distribusi free-to-air (FTA). . , karena masih banyak masyarakat yang mengandalkan FTA sebagai saluran hiburan.
CEO MD Entertainment, Manoj Punjabi, mengungkapkan harapannya terhadap unit bisnis baru di bidang pertelevisian ini.
“Pada tahun 2024, saya sangat yakin penjualan NET TV akan meningkatkan pangsa pasar kami di bidang periklanan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (6/11/2024).
Manoj juga mengatakan MD Entertainment akan memperkuat posisinya melalui inovasi, ekspansi bisnis, dan langkah strategis yang dilakukan perusahaan. Hal ini juga mendukung peningkatan penjualan konten FILM di seluruh saluran distribusi TV.
Menurutnya, akuisisi ini akan memungkinkan konten FILM menjangkau khalayak di seluruh wilayah, sehingga meningkatkan pangsa pasar dan pengaruh.
Setelah penjualan, MD Entertainment memperluas kapasitasnya. Ia menjelaskan FILM siap mengembangkan ekosistem yang utuh di bidang hiburan, mulai dari produksi konten hingga distribusi.
Selain itu, dengan membeli stasiun TV tersebut, FILM menambah pendapatannya. Hal ini memungkinkan FILM untuk memperluas jangkauan nasionalnya dan memonetisasi IP melalui FTA dengan menjual kontennya.
Di sisi lain, FILM memiliki platform OTT untuk mendistribusikan kontennya ke Disney+ Hotstar, Viu, WeTV, Netflix dan lainnya. Awal November, film baru FILM, Te Taokete Ko te Mate, telah hadir.
Saat itu, proses pembelian dibiayai oleh dana internal perseroan, pinjaman bank, dan dana yang diperoleh melalui penerbitan dana tambahan tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu dan NonPreemptive Rights (NPR) kepada FILM.
Setelah akuisisi, perusahaan akan mempertahankan posisi kas yang kuat untuk pertumbuhan perusahaan di masa depan dengan menggunakan dana yang diperoleh dari penempatan swasta FILM selain pembiayaan untuk akuisisi.
Timnya juga meminta peningkatan pangsa pasar karena NETV saat ini hanya beroperasi 1,5% karena terbatasnya konten dan belum berkembangnya pangsa pasar.
Menurutnya, akuisisi FILM dan akses ke perpustakaan IP yang luas, termasuk blockchain, akan meningkatkan pangsa pasar NETV dengan menjadi bagian dari ekosistem MD Entertainment dan sumber daya yang tersedia.
“Konten FILM yang populer, nilai produksi yang kuat, dan jangkauan distribusi yang luas, NETV siap menjangkau khalayak yang lebih luas,” ujarnya.
Ia mengatakan melalui integrasi strategis ini, ia berharap dapat mendorong pertumbuhan pesat dan meningkatkan pangsa pasar FILM hingga menjangkau jutaan masyarakat di seluruh tanah air.
Sekadar referensi, FILM membukukan laba Rp 102,9 miliar pada kuartal III 2024, meningkat 20,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini didukung oleh dua partai blok yakni Ipar Is Death dan Badarawuhi Di Desa Penari.
FILM berhasil meningkatkan EBIT 9M24 sebesar 21,5% YoY hingga mencapai Rp 145,1 miliar. Hal ini akan menghasilkan arus kas dan arus kas yang sehat sebesar Rp 372,8 miliar pada akhir September 2024. FILM akan melewatkan posisi kas tersebut setelah membayar biaya tahun 2023 senilai Rp 237,8 miliar atau DPS sebesar Rp 25 pada 1 Agustus 2024.
“Kita masih menantikan hasil akhir tahun dan hasil dari blok-blok yang ada dan yang akan datang seperti Putri Bintang Lima, Perewangan, Petak Umpet dan Sorop yang baru diserahkan dan belum sampai dari yang lain,” imbuhnya. . .
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel