Bisnis.com, Jakarta – Prospek penyedia jasa media diperkirakan masih penuh tantangan hingga akhir tahun. Namun, saham PT MD Entertainment Tbk. (FILM) dinilai menarik.
Analis Samuel Securitas, Faraz Farhan dan Fadlan Banni mengatakan penyedia media yang ditinjau oleh Samuel Securitas membukukan pertumbuhan pendapatan yang mengecewakan pada kuartal ketiga tahun 2024. Untuk setiap kuartal, rata-rata pertumbuhan pendapatan sebesar 5% dan 3,5% year-on-year hingga tahun ini (YoY ).
Lambatnya laju pertumbuhan ini disebabkan oleh pendapatan penerbangan gratis PT Media Nusantara Citra Citra Tbk (FTA). ( MNCN ) yang turun 35,8% quarter on quarter atau 37,6% year on year. Hal ini bertepatan dengan peralihan ke platform over-the-top (OTT).
Dari sisi profitabilitas, MNCN membukukan penurunan laba kuartal-ke-kuartal sebesar 33,5% atau peningkatan tipis sebesar 0,6% tahun-ke-tahun menjadi 32,1% pada rasio penjualan, berbeda dengan laba bersih PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) tumbuh 32,5% kuartal-ke-kuartal atau 8,6% tahun-ke-tahun, terutama disebabkan oleh efek dasar yang lebih rendah.
“Kami memperkirakan pendapatan FTA akan terus menurun seiring dengan semakin populernya platform OTT,” tulisnya dalam penelitian yang dipublikasikan Selasa (19/11/2024).
Platform OTT algoritmik dianggap dapat menarik lebih banyak pengiklan untuk menjangkau target pasar dengan lebih efektif. Hal ini mendorong peralihan penyiaran dari platform FTA ke OTT.
Meski demikian, Farrash dan Fadlan memperkirakan masih ada potensi pertumbuhan viewership FTA berbasis perangkat Set Top Box (STB) yang hadir dengan harga terjangkau berkisar Rp200.000-Rp300.000 hingga Rp100.000 per unit.
“Meski pandangan kami tetap hati-hati, kami tetap berpandangan positif terhadap film [PT MD Entertainment Tbk.],” tulisnya.
Samuel Securitas memiliki rekomendasi Beli FILM dengan target harga Rp 7.000 per saham. Menurutnya, FILM diharapkan menjadi stimulus positif dari film-film yang bisa populer pada kuartal keempat tahun 2024 dan 2025. Usulan ini juga mempertimbangkan stabilnya kinerja total 68,9 juta penonton dan pangsa 21%. . Tanggalnya.
Pada tahun 2024, FILM memperkirakan pertumbuhan EPS sebesar 40%, EV/EBITDA sebesar 102,8 kali, pendapatan harga sebesar 223,5 kali, dan nilai buku sebesar 14,9 kali.
Sedangkan saham SCMA dan MNCN mendapat rekomendasi jual dengan target harga Rp 110 per saham SCMA dan Rp 270 per saham MNCN.
Seperti diketahui, akuisisi FILM yang dilakukan NETV merupakan babak baru dalam industri FTA di Indonesia. Sebanyak 80,05% saham NETV telah resmi dibeli oleh PT MD Entertainment Tbk. (FILM) dimiliki oleh Manoj Punjabi.
Pasca akuisisi, PT Net Visi Media Tbk. (NETV) berganti nama menjadi PT MDTV Media Technologies Tbk.
Manoj Punjabi mengatakan perubahan nama ini merupakan langkah visioner untuk semakin menonjolkan perusahaan di bidang periklanan dan media kreatif.
Dalam keterangannya, Senin (11/11/2024), “Dengan tim yang kuat, kami yakin MDTV akan memberikan kontribusi signifikan dalam memperkuat industri kreatif di Indonesia.
Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel