Bisnis.com, JAKARTA – McKinsey & Company mengidentifikasi enam faktor yang dapat mempercepat adopsi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia.
Keith Smaje, Senior Partner dan Global Head McKinsey Digital, mengatakan biaya teknologi adalah salah satu cara untuk memanfaatkan AI.
McKinsey juga mengungkapkan bahwa ketersediaan talenta atau sumber daya manusia (SDM) yang mendukung AI juga membuka peluang untuk memanfaatkan AI.
Berikutnya, faktor pengurangan risiko. Hal ini berarti memiliki strategi yang jelas untuk memitigasi risiko atau mengaktifkan solusi AI.
Juga, ada alat dan alat pengembangan teknologi AI.
“Perlu diciptakan kelompok-kelompok kecil orang-orang baik yang memiliki kekuatan untuk bekerja dalam organisasi untuk mencapai tujuan,” kata Kate dalam wawancara eksklusif dengan Bisnis Indonesia, Senin (5/8/2024). .
Kate menambahkan, faktor lainnya adalah teknologi dan data, serta adopsi dan skala.
Menurut Keith, penerapan kecerdasan buatan tidak hanya dari segi teknis saja, namun juga dari segi finansial dan bisnis.
Untuk tiga dolar, Khoon Tee Tan, Managing Partner McKinsey and Company Indonesia, mengatakan enam hal ini harus diterapkan. Alasannya adalah setiap negara masih dalam jalur untuk menerapkan AI sepenuhnya.
“Enam hal ini harus dilakukan. Sekalipun ada yang hilang, itu tidak akan berhasil. “Itulah mengapa sulit untuk memiliki perusahaan yang benar-benar sukses,” jelasnya.
Menurut laporan, The State of AI in Early 2024: Gen AI Adoption Accelerates and Begins to Profit, yang diterbitkan oleh McKinsey, 65% responden mengatakan organisasi mereka rutin menggunakan gen AI. Hal ini terungkap dalam Survei Global terbaru McKinsey tentang Kecerdasan Buatan.
Ekspektasi responden mengenai dampak AI tetap sama tinggi dibandingkan tahun lalu, dengan tiga perempat responden memperkirakan bahwa AI akan membawa perubahan signifikan atau disruptif terhadap perusahaan mereka di tahun-tahun mendatang.
McKinsey mengatakan pihaknya telah melihat manfaat penggunaan AI genetik, yaitu memberikan biaya pelaporan yang lebih rendah dan meningkatkan pendapatan dalam bisnis yang menggunakan teknologi tersebut.
Studi ini juga memberikan wawasan tentang jenis-jenis risiko yang ditimbulkan oleh AI genetik, serta praktik-praktik yang muncul dari para pemain terkemuka untuk memitigasi risiko-risiko ini dan memanfaatkan peluang-peluang AI.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel