Bisnis.com, JAKARTA – PT Pos Indonesia atau PosIND bercita-cita menjadi perusahaan logistik nasional. Permasalahan BUMN menjadi holding logistik terletak pada kinerja PosIND yang cenderung melemah sepanjang tahun 2023.
PosIND mengalami perkembangan yang beragam dengan tren penurunan pada bisnis dan segmen surat pos, paket pos, surat internasional, serta kontrak dan proyek ritel.
Merujuk pada laporan keuangan tahunan, selama tahun 2023 PosIND mencatat hasil bisnis Suratpos yang beragam. Surat naik 5% pada hari berikutnya menjadi 3,12 juta surat, dibandingkan dengan 2,97 juta surat pada periode yang sama tahun lalu.
Berikutnya, segmen surat biasa tercatat sebanyak 7,50 juta kiriman, tumbuh 1,46% dibandingkan tahun 2022 yang tercatat sebanyak 7,40 juta kiriman. Sedangkan pengiriman dokumen pada hari yang sama justru turun 35,68% menjadi 92.571 pesan dibandingkan tahun 2022, dari 143.913 pesan.
Pada bisnis pengiriman parsel, segmen produk pos parsel reguler, pos parsel reguler, dan produk kompak same-day mengalami penurunan masing-masing sebesar 60,37%, 4,28%, dan 1,88%. Namun, segmen perdagangan Q dan kargo pos meningkat.
Pada bisnis surat internasional, segmen parsel LN turun 18,79% dan EMS meningkat 4,81%. Diikuti oleh pertumbuhan bisnis kontrak dan proyek korporasi yang meningkat sebesar 4,81%.
Sementara itu, jasa keuangan dan perdagangan ritel secara umum melemah. Segmen remittance turun 24,81%, Pospay turun 5,12%, transfer turun 3,42%, dan filateli turun 14,19%.
PosIND sendiri mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 18,64% selama tahun 2023 menjadi Rp5,47 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp4,61 triliun.
Pendapatan tersebut terdiri dari segmen pos Rp437,09 miliar, parsel pos Rp1,45 miliar, jasa keuangan Rp1,25 miliar, logistik Rp2,17 miliar, dan real estate Rp152,03 miliar.
Laba bersih tahun berjalan sebesar Rp728,21 miliar, meningkat 14,31% dibandingkan Rp637,05 miliar pada tahun 2022.
Manajemen PosIND menyebutkan transformasi bisnis pada tahun 2021 hingga 2023 akan meningkatkan pendapatan usaha hingga 10,54% pada tahun 2023. Bisnis logistik disebut tumbuh dalam kurun waktu 3 tahun tersebut.
Sebelumnya, dalam Berita Bisnis, PosIND menargetkan menjadi perusahaan logistik nasional, seiring dengan besarnya potensi pasar sektor ini dan menyasar pasar senilai Rp 1,4 triliun.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Manajemen Portofolio Pos Indonesia, Prasabri Pesti, mengatakan hal itu dilakukan agar perusahaan dapat menjalankan perannya sebagai agen pembangunan, dan menekan biaya logistik nasional.
Selain itu, perseroan juga dapat berperan sebagai value pencipta dengan menyasar pasar logistik nasional senilai hampir Rp 1,4 triliun.
Salah satu upaya perseroan untuk menjadi agregator logistik nasional adalah kemitraan strategis untuk mencapai dua tujuan, yaitu meningkatkan skalabilitas, meningkatkan nilai ekonomi, memperkuat BUMN penyedia jasa logistik (LSP).
Menurut dia, langkah ini akan menjadi tuan rumah sinergi Pos Indonesia BUMN dan kerja sama integrasi logistik.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel