Bisnis.com, Jakarta — PT Harum Energy Tbk (HRUM) akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk menyetujui alokasi sebesar 1 triliun untuk rencana pembelian kembali saham perseroan.  

Dalam keterangannya yang dipublikasikan pada Senin (26/8/2024), HRUM mengundang para pemegang saham perseroan untuk hadir dalam RUPSLB yang digelar pada 17 September 2024. 

Sedangkan agenda RUPSLB adalah meminta persetujuan pemegang saham atas rencana pembelian saham perseroan. 

“Perusahaan meminta pemegang saham menyetujui rencana pembelian kembali sebanyak-banyaknya 849 juta saham perseroan,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (26/8/2024). 

Manajemen HRUM menambahkan, aksi pembelian saham korporasi tersebut akan dilakukan dengan dana yang dialokasikan dalam anggaran perseroan. Dalam dokumen bisnisnya, HRUM mengungkapkan anggaran yang dialokasikan untuk buyback adalah Rp 1 triliun.

Periode pengembalian diperkirakan berlangsung mulai 18 September 2024 hingga 17 September 2025.

Menurut manajemen Harem, aksi korporasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan nilai investasi pemegang saham, termasuk mengembalikan sebagian kelebihan arus kas bersih kepada pemegang saham HRUM. 

Harem Energy menekankan dua tujuan utama pembelian kembali saham, yaitu memberikan fleksibilitas untuk mencapai struktur modal yang efisien, sehingga memungkinkan perusahaan mengurangi total belanja modal.

“Pertumbuhan laba per saham [EPS] dan return on equity (ROE) yang berkelanjutan,” tulis Harem Energy Management, Senin (12/8/2024).

Harem melaporkan pendapatan pro forma perusahaan sebesar $1 triliun, atau $61,8 juta per saham. Core EPS diperkirakan meningkat dari $0,002806 menjadi $0,002922 atau $0,000186 pada akhir Juni 2024.

HRUM berkeyakinan bahwa pembelian kembali tersebut tidak akan memberikan dampak buruk yang material terhadap operasional bisnis. Pasalnya, perseroan tetap memiliki modal kerja serta kas dan setara kas yang cukup untuk membiayai kegiatan korporasi dan kegiatan usaha lainnya.

Pada saat yang sama, buyback tersebut diharapkan dapat membantu lebih mencerminkan fundamental perusahaan untuk mendukung likuiditas pasar saham perusahaan.

 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan The Watch Channel