Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menguat di tengah kabar masuknya saham BUMN konstruksi ke dalam indeks MSCI Small Cap mulai 2 September 2024.
Berdasarkan data Bloomberg, saham WIKA akan “melonjak” 20,56% atau 44 poin ke level Rp 258 per saham pada perdagangan Selasa (13/08/2024) hingga pukul 10:00 WIB. WIKA diperdagangkan antara Rp 216 hingga 262 per saham.
Sejalan dengan itu, saham WIKA mencatatkan return sebesar 27,51% year to date. Sementara kapitalisasi pasarnya naik menjadi Rp 10,29 triliun.
Seperti dilansir Bisnis, hasil penilaian berkala MSCI Inc. yang dipublikasikan pada Senin (8/12/2024) memutuskan untuk mengganti komponen sejumlah benchmark yang dikelolanya. Untuk MSCI Indonesia, lima saham diperkenalkan dan tidak ada saham yang ditarik.
Kelima saham yang masuk dalam indeks MSCI Small Cap adalah saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY), PT MD Entertainment Tbk. (FILM), PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA).
MSCI adalah kependekan dari Morgan Stanley Capital International yang merupakan indeks pasar saham yang diluncurkan oleh lembaga riset internasional Morgan Stanley.
Dari sisi kinerja operasional, WIKA menyebut berhasil meraih kontrak baru senilai Rp10,25 triliun hingga Juni 2024.
Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) Agung Budi Waskito mengatakan WIKA terus berupaya meningkatkan pendapatan perusahaan, terutama dari sektor-sektor potensial yang menjadi andalan WIKA.
“Kami yakin dengan kapasitas dan kualitas kerja yang kami miliki, serta didukung oleh kepercayaan para pemangku kepentingan, bisnis WIKA akan terus tumbuh dan berkembang dengan menyasar berbagai proyek potensial, khususnya di bidang EPC dimana WIKA memiliki portofolio yang unggul,” katanya. . dalam keterangan resmi, Kamis (24/7/2024).
Kontribusi perolehan kontrak baru terbesar berasal dari segmen industri, disusul segmen infrastruktur, gedung, proyek EPC, dan real estate.
——-
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel