Bisnis.com, Jakarta – Indeks utama LQ45 dan IDX30 melemah masing-masing 8,48% dan 10,62% sejak awal tahun ini. Analis menemukan bahwa banyak saham-saham penekan di dua indeks utama ini terbagi dalam tiga kelompok.
Head of Investor Knowledge and Education Kivum Securitas Octavianus Audi mengatakan indeks LQ45 dan IDX30 memiliki komposisi yang hampir sama. Rincian saham-saham yang memberikan tekanan terhadap kinerja indeks utama ini adalah saham-saham sektor teknologi, telekomunikasi, dan perbankan.
“Kami menilai saham-saham tersebut termasuk dalam kategori saham siklis yang sensitif terhadap perubahan makroekonomi,” kata Audi, Selasa (6/4/2024).
Dia menambahkan: Kedua indeks utama tersebut masih lemah karena kebijakan moneter ketat bank sentral. Sebab, kenaikan biaya modal menghambat kinerja emiten tersebut.
Audi menambahkan, pihaknya melihat katalis positif bagi kedua indeks tersebut berasal dari pertumbuhan ekonomi di atas 5% dan stabilnya inflasi di Indonesia. Ia juga berharap Audi dapat memberikan dampak positif bagi investor.
Audi melihat indeks IDX30 dan LQ45 diseimbangkan kembali setiap tiga bulan sehingga memungkinkan investor untuk menyesuaikan berbagai faktor. lebih cepat dan terkini dengan kriteria yang sesuai
Sementara itu Dari sudut pandang seorang manajer investasi Periode penyeimbangan kembali indeks yang lebih pendek mengoptimalkan biaya yang dikeluarkan dalam setiap transaksi.
“Namun Kami tetap berharap saham-saham yang masuk dalam indeks LQ45 ini bisa diandalkan dan memenuhi semua persyaratan. sehingga investor memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap BEI,” kata Audi.
Beberapa saham yang dipilih Kiwoom Sekuritas di indeks LQ45 dan IDX30 adalah BBRI dengan target harga (TP) Rp 5.250, TLKM dengan TP Rp 4.300 dan AMRT dengan TP Rp 3.650, disusul BBCA dengan harga TP .
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA.