Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pembiayaan atau leasing PT Mandiri Utama Finance (MUF) mengungkap rencana mengantisipasi penurunan permintaan kredit akibat wacana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada tahun depan. Kenaikan tarif PPN diyakini dapat mempengaruhi daya beli masyarakat.
Direktur MUF Rully Setiawan mengatakan, untuk mengantisipasi kenaikan PPN, pihaknya fokus menjaga persaingan dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Demikian pula, MUF akan terus memperkuat efisiensi operasional, mengedepankan inovasi digital dalam layanan, dan menawarkan program pemasaran yang menarik.
Pada tahun ini, kami bermitra dengan Gaikindo untuk merayakan MUF GJAW [Mandiri Utama Finance Gaikindo Jakarta Auto Week] 2024 mulai tanggal 22 November hingga 1 Desember 2024 di ICE BSD, Tangerang, dengan partisipasi lebih dari 80 merek mobil dan masih banyak lagi. . iklannya menarik,” kata Rully kepada Bisnis, Kamis (21/11/2024).
Pada tahun 2025, Rully mengatakan pihaknya akan meningkatkan pertumbuhan keuangan melalui capture market yaitu nasabah referensi Bank Mandiri, Bank Syariah Indonesia (BSI) dan bank lainnya. Selain itu, MUF juga akan memperluas akses pembiayaan tradisional kepada dealer, showroom, mitra, dan pelanggan.
“Rencana ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan MUF pada tahun 2025,” kata Rully.
Rully mengetahui kenaikan PPN dapat mempengaruhi daya belinya dalam penjualan mobil, terutama dalam jangka pendek. Jadi industri keuangan yang merupakan bagian dari lingkungan otomotif juga kemungkinan besar akan terkena dampaknya.
Meski demikian, Rully mengatakan MUF masih berharap dana tersebut terus bertambah. Selain itu, MUF memiliki banyak produk dan banyak saluran yang menjadi kekuatan perseroan.
Ia mengatakan pihaknya yakin alokasi dana tersebut dapat mendukung proses pembangunan ekonomi dan kebutuhan gerakan yang semakin meningkat, karena pertumbuhan ekonomi yang diprediksi oleh pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto bisa mencapai 8%.
Selain itu, pihaknya melihat tarif PPN akan naik dari 11% menjadi 12% pada tahun 2025 sebagai bagian dari upaya pemerintah memperkuat basis pendapatan negara. Sebagai pendukung di sektor keuangan, kami memahami bahwa kebijakan keuangan ini berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan.
“Kami terus berharap sektor pembiayaan kendaraan bermotor terus berkembang sesuai pemulihan perekonomian negara,” ujarnya.
Hingga Oktober 2024, total dana yang diterima MUF mencapai Rp 34,1 triliun. Jumlah ini meningkat 15,4% secara tahunan (year-on-year). Pertumbuhan ini didorong oleh segmen pembiayaan mobil baru.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel