Bisnis.com, JAKARTA – Dalam beberapa bulan mendatang, Malaysia akan memutuskan apakah akan membangun kembali jalur kereta berkecepatan tinggi yang bernilai miliaran dolar antara Kuala Lumpur dan Singapura. 

Perdana Menteri Anwar Ibrahim sedang mempertimbangkan proposal dari konsorsium independen yang jumlahnya terbatas. 

Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dia berharap kabinet Malaysia akan mengambil keputusan mengenai kelayakan proyek tersebut pada akhir kuartal keempat tahun 2024. 

“Setelah kami memiliki keputusan strategis untuk memulihkan kereta kecepatan tinggi, kami akan memulai negosiasi dengan Singapura,” jelas Loke seperti dikutip Bloomberg, Kamis (18/07/2024). 

Loke mengatakan pemerintahan Anwar telah memilih tiga dari tujuh proposal tersebut setelah mengeluarkan permintaan informasi akhir tahun lalu. Dia juga menolak menyebutkan nama perusahaan yang terlibat. 

Ia melanjutkan, kebijakan pemerintah adalah memberikan aset strategis seperti kereta api berkecepatan tinggi kepada kelompok yang memiliki setidaknya 51% saham di perusahaan Malaysia. 

Kantor berita lokal The Edge melaporkan pada bulan Maret 2024 bahwa proposal terpisah yang dipimpin oleh YTL Corp., Berjaya Land Bhd telah diajukan untuk proyek tersebut. dan Perusahaan Konstruksi Kereta Api China. YTL dan Berjaya dikendalikan oleh miliarder Malaysia Francis Yeoh dan Vincent Tan. 

Sebelumnya, rencana pembangunan jalur kereta api sepanjang 350 kilometer antara Kuala Lumpur dan Singapura pertama kali disetujui pada tahun 2013. Namun, proyek tersebut akhirnya dibatalkan tujuh tahun kemudian karena perselisihan biaya dan masalah lainnya. 

Jalur kereta api ini bertujuan untuk mengurangi waktu tempuh antara kedua kota menjadi 90 menit dari lebih dari empat jam dengan mobil, dengan perkiraan biaya sebesar 100 miliar ringgit atau sekitar Rp346 triliun sebagai proyek yang didanai pemerintah.

Loke mengatakan biayanya bisa dikurangi tergantung proposal yang dipilih pemerintah. Pihak berwenang belum menutup kemungkinan untuk memberikan dana talangan (bailout) pada proyek tersebut, namun pemerintah enggan memberikan jaminan karena dapat menambah beban utang Malaysia. 

Proyek tersebut bisa menjadi bagian penting dari rangkaian jalur kereta api yang didukung Negeri Tirai Bambu yang akan menghubungkan Tiongkok dengan sebagian besar wilayahnya.

Malaysia juga berada di jalur yang tepat untuk menyelesaikan Jalur Kereta Api China yang menghubungkan pantai timur dan barat Semenanjung Malaya pada akhir tahun 2026 dan mulai beroperasi pada tahun berikutnya.

Loke mengatakan dia mengusulkan kepada Thailand untuk menghubungkan proyek tersebut dengan jaringan kereta apinya. Tujuan utamanya adalah menghubungkan sebagian besar Asia Tenggara dengan China Railway.

“Saya yakin kita dapat terus mendorong dan membujuk rekan-rekan kita di Thailand dan Laos untuk berpartisipasi dalam semua ini,” tutupnya. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA