Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Grup Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR) terus memiliki prospek yang cerah.

Hingga Jumat (7/5/2024) pukul 08:00 WIB, mayoritas atau 20 dari 26 efek yang dipantau UNTR masih memiliki rating beli, menurut data Bloomberg. Sisanya 5 analis Tahan dan satu analis Jual.

Target harga saham UNTR adalah Rp 27.829 untuk 12 bulan ke depan. Artinya masih ada potensi kenaikan sebesar 17,4% dari Rp 23.700.

Tercatat, Macquarie baru-baru ini meningkatkan rekomendasinya terhadap saham UNTR agar mengungguli pasar pada 1 Juli 2024. Harga targetnya adalah 26.700 rubel.

Menurut Business Records, United Tractors berencana menjual 1,6 juta ton bijih nikel pada tahun 2024.

Investor Relations United Tractors Ari Setiavan sebelumnya mengatakan, tambang nikel UNTR, Stargate, saat ini masih memproduksi bijih nikel. Pabrik Peleburan Stargate dikatakan sedang dibangun. 

Stargate masih memproduksi bijih nikel karena smelternya masih dalam tahap pembangunan, ujarnya, Senin (7 Januari 2024).

Dengan kondisi tersebut, United Tractors berencana menjual deposit nikel sebanyak 1,6 juta ton pada tahun 2024, kata Ari. 

Dalam laporan bulanannya hingga Mei, United Tractors melaporkan penjualan bijih nikel sebanyak 786.810 ton. Rinciannya: 25.000 metrik ton basah (wt) di bulan Januari, 138.000 wt di bulan Februari, 220.000 wt di bulan Maret, 216.000 wt di bulan April, dan 188.000 wt di bulan lalu. 

Berdasarkan segmennya, volume penjualan mencapai 365.000 ton saprolit dan 423.000 ton limonit. Pada periode yang sama tahun 2023, UNTR tidak mencatatkan penjualan bijih nikel karena diversifikasi perseroan ke bisnis nikel akan selesai pada akhir tahun 2023. 

Seperti diketahui, segmen pertambangan nikel UNTR meliputi PT Stargate Pacific Resources (SPR) dan Nickel Industries Limited (NIC). NIC diakuisisi UNTR pada September 2023 dengan kepemilikan saham sebesar 19,99%. 

Sedangkan SPR baru diakuisisi UNTR dengan kepemilikan mayoritas pada Desember 2023. SPR mengoperasikan tambang nikel di Konawa Utara, Sulawesi Tenggara.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.