Bisnis.com, Jakarta – Menteri Kelautan dan Investasi (Menko Marves) Luhut Pandjaitan mengatakan Indonesia berpotensi menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-4 di dunia pada tahun ini.

Indonesia berpotensi menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia pada tahun 2024. Tidak hanya sumber daya alam, sumber daya alam, jumlah penduduk yang besar dan wilayah perencanaan, Indonesia juga merupakan sumber daya yang patut untuk dieksploitasi. Guna mendorong perkembangan perekonomian negara,” kata Luhut.

Luhut menyampaikan ada lima hal penting yang ingin dicapai Indonesia pada tahun 2045. Menurut dia, Indonesia harus masuk lima besar negara di dunia dan menurunkan angka kemiskinan 0,5% hingga 0,8%.

Selain itu, Indonesia harus masuk dalam 15 negara teratas di dunia dengan rasio efisiensi energi global sebesar 0,73, dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 93,5%.

Luhut juga mengatakan meski Indonesia sedang menghadapi permasalahan global, namun perekonomian Indonesia tetap sehat.

“Seperti banyak mata uang lainnya, mata uangnya mengalami depresiasi. Namun kelemahan mata uang tersebut masih dikendalikan oleh mata uang yang lemah. Saya kira Indonesia masih lebih baik dari negara lain,” ujarnya.

Ia menekankan, pemerintah tidak hanya harus membangun ekosistem, tapi juga membangun lingkungan. Akibatnya, pemerintah menjalankan operasi nikel dan sepeser pun yang berbiaya rendah.

Selain pertumbuhan yang lambat, Luhut mengatakan Indonesia telah meningkatkan sumber daya darat, udara, dan laut dalam satu dekade terakhir. Ia menambahkan, Indonesia telah mempercepat pembangunan jalan tol seperti Tol Trans Jawa dan Tol Trans Sumatera dalam sembilan tahun terakhir.

Indonesia berencana membangun 18.000 kilometer jalan tol yang menghubungkan kota-kota di Indonesia pada tahun 2050, kata Luhut.

Upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah pengembangan Government Technology atau GovTech. Program ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemerintahan.

Ia mencontohkan, program ini akan mengintegrasikan pelayanan publik dan infrastruktur publik. Layanan tersebut antara lain layanan pendidikan, kesehatan, layanan SIM, KTP, dll

“Sebentar lagi kita akan memiliki GovTech. Saya pikir ini salah saya. Pada akhir tahun ini, kami akan mencocokkan 27.000 lamaran dari perusahaan dan institusi. “Kami akan memiliki identitas lain yang mencerminkan kinerja,” tambahnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA