Bisnis.com JAKARTA: Pemerintah sedang melakukan brainstorming untuk menarik investor baru berbakat yang bisa menggarap proyek Kayan Cascade (PLTA) yang diharapkan menjadi pembangkit listrik Banyu terbesar di Asia Tenggara.

Pasca hengkangnya perusahaan Jepang Sumitomo, pemerintah terus mencari calon investor untuk pembangkit listrik yang akan mendukung ibu kota negara (IKN) kepulauan tersebut. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo baru-baru ini mengadakan jamuan makan malam bisnis.

Upacara berlangsung di kediaman Duta Besar Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi. Pertemuan tersebut menyambut Pertemuan Tingkat Menteri Komunitas Nol Emisi Asia (AZEC) kedua yang akan datang dan dihadiri oleh pejabat dari delapan perusahaan energi terkemuka di Jepang, termasuk dirinya. Takashi Nakamura (J-Power), Tn. Suguru Kawabata (Sojitz Corporation), Tn. Seiji Kawamura (Marubeni Corporation), Shunta Kijima (JERA Co. Inc), Tn. Tuan Hiroshi Hashiuchi (Tepco Renewable Power Inc), Tuan. Masahiko Umesaki (Kansai Electric Power Co. Inc) dan Tn. Takechi Muramatsu (Perusahaan Sumitomo).

Dari Indonesia, pemiliknya adalah PT Kayan Hydro Energy (KHE), Tjandra Limanjaya; Andrew Sebastian Suryali, Presiden, PT KHE; Steven Kho, Komite Eksekutif PT KHE; Eko Permanahadi, Presiden dan CEO Great Eagle Pte. Ltd. Iwan S. Triawan, Wakil Kepala Bidang Pengembangan Usaha PLN (Persero) dan Edi Prio Pambudi, Wakil Menteri Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia bergabung secara online.

Presiden KHE Andrew Sebastian Suryali menjelaskan, KHE selaku pemrakarsa sekaligus pemilik proyek memaparkan perkembangan terkini dan visi bisnis PLTA Kayan Cascade. KHE juga secara resmi mengumumkan penghentian kerja sama dengan Sumitomo Corporation.

“Kerja sama dengan Sumitomo Corporation telah selesai. Kami membuka kesempatan bagi seluruh pihak yang ingin berpartisipasi dalam Proyek Pembangkit Listrik Kayan Cascade,” demikian keterangannya, Rabu (24/7/2024).

Andrew menjelaskan, pembangkit listrik Kayan Cascade merupakan proyek strategis dalam sistem energi hijau Indonesia. “Kami melihat mereka menerima proyek ini dan akan dilanjutkan secara B2B [business to business]. Bahkan, kami membuka peluang kerja sama semua pihak,” imbuhnya.

Dengan adanya pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan, fokus pada pembangunan infrastruktur berkelanjutan menjadi semakin penting. Indonesia, sebagai bagian dari program AZEC, menekankan keberlanjutan teknologi hijau dan produksi energi nol.

PT Kayan Hydro Energy, percontohan proyek pembangkit listrik tenaga air Kayan Cascade, menguraikan rencana besarnya pada jamuan makan malam tersebut. Proyek tersebut bertujuan untuk membangun serangkaian pembangkit listrik tenaga air di sepanjang Sungai Kayan. Upaya ini didukung oleh sektor publik dan swasta, termasuk komitmen dari PLN (Persero) dan PT. Industri strategis Indonesia mengembangkan ekonomi hijau yang terintegrasi.

Proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga air sebesar 9.000 MW diperkirakan menelan biaya $17,8 miliar, termasuk pembangunan jaringan listrik dan gardu induk. Presentasi Proyek Kayan Cascade mengesankan para peserta dengan menyoroti potensi pembangkitan listrik tahunan sebesar 36 terawatt-jam.

Proyek ini diharapkan dapat mempercepat transisi ke energi terbarukan di Kalimantan, sehingga menurunkan harga listrik nasional secara signifikan.

Investasi perusahaan Jepang pada proyek tersebut tidak hanya mendukung program AZEC, namun juga memperkuat perjalanan Dubes Heri Akhmad menuju transformasi energi berkelanjutan tanpa mengorbankan keamanan energi.

Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi, menekankan pentingnya proyek Kayan Cascade, sebuah proyek penting dalam kerangka AZEC, dan dimaksudkan untuk menjadi salah satu tugas yang harus diselesaikan pada Pertemuan Tingkat Menteri AZEC berikutnya. Wakil Menteri Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Perekonomian RI juga mengatakan bahwa proyek tersebut, jika selesai, akan menjadi proyek penting yang akan mempercepat transisi Indonesia menuju energi hijau sekaligus menurunkan harga listrik nasional.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel