Bisnis.com, Jakarta – Mantan investor Lo Kheng Hong kepergok membeli saham pemasok batu bara PT ABM Investama Tbk. (ABMM).

Kamis (18/7/2024) Lo Kheng Hong baru saja membeli 50.000 saham ABMM pada Selasa (16/7/2024), berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Alhasil, jumlah kepemilikan setelah perdagangan adalah 139,47 juta lembar saham atau 5,07%.

Akuisisi tersebut membuat Lo Kheng Hong semakin perkasa di posisi tiga besar pemegang saham ABMM. Yang paling sedikit adalah Tiara Marga di bawah Trakindo dan Valle Verde.

Di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), saham ABMM mencatatkan kinerja bagus untuk periode berjalan tahun ini. Pergerakan menguat 6,03% year to date (ytd) 2024 ke Rp 3.690 per Kamis (18/7/2024).

Sementara itu, Lo Kheng Hong juga terlihat menambah kepemilikan sahamnya di ABMM pada semester I 2024.

Lo Kheng Hong hanya memiliki 133,83 juta saham ABMM per 31 Desember 2023. Jumlah saham yang dimiliki pada akhir Semester I/2024 bertambah 5,5 juta saham menjadi 139,35 juta.

Secara catatan bisnis, Lo Kheng Hong merupakan salah satu pemegang saham terbesar distributor batu bara dan kontraktor pertambangan PT ABM Investama Tbk. (ABMM) pada awal April 2024.

Dalam wawancaranya dengan Bisnis baru-baru ini, Lo Kheng Hong menjelaskan alasan pembelian saham ABMM. Salah satunya adalah perolehan laba yang lebih tinggi dibandingkan emiten termahal Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN).

Secara total, ABMM membukukan laba bersih sebesar US$289 juta pada tahun 2023. Capaian tersebut berada di atas baseline BREN yang sebesar US$107,4 juta untuk kinerja tahun lalu.

Dari segi kapitalisasi pasar atau market cap, keduanya memiliki nilai yang sangat berbeda. Pak Lo mengatakan, kapitalisasi pasar BREN mencapai Rp1.291 triliun, sedangkan ABMM hanya Rp10,5 triliun.

Sementara itu, Lo Kheng Hong juga menikmati keuntungan dari perpecahan tersebut sebagai salah satu pemegang saham ABMM pemilik Jumbo.

RUPST ABM Investama memutuskan untuk membagikan dividen untuk tahun buku 2023.

Pemegang saham ABMM yang berhak termasuk Lo Kheng Hong akan mendapat Rp 294,93 per saham. Jumlah tersebut berasal dari pembagian dividen final sebesar US$50 juta atau Rp 812,18 miliar periode 2023.

Pak Lo, nama penanya, merupakan salah satu pemegang saham terbesar ABMM dengan kepemilikan lebih dari 5%. Dengan kepemilikan 137,98 juta lembar saham, pria bernama Warren Buffett asal Indonesia ini diperkirakan memiliki penghasilan sekitar Rp 40,70 miliar.

Lo Kheng Hong mengungkapkan, dirinya punya rencana setelah mendapat bagian penyaluran ABM Investama pada 2024. 

“Tentu saja membeli banyak saham, karena saya investor saham,” ujarnya.

Berdasarkan catatan bisnis, ABM Investama menargetkan menghilangkan atau mengurangi kelebihan bobot bank sebesar 280 juta meter kubik (bcm) pada tahun 2024. 

Tahun lalu ABMM melakukan penarikan sebesar 277 juta bcm dari target 270 juta menjadi 280 juta, kata Adrian Arlanga, Direktur ABM Investma.

Target menghilangkan overburn pada tahun 2024 adalah 280 juta bcm, kata Adrian kepada Bisnis, Rabu (7/2/2024). 

Adrian juga menyampaikan pada tahun 2023, ABMM akan mencapai penjualan batu bara sebesar 11,3 juta ton. 

Manajemen ABM Investma merencanakan anggaran investasi sebesar $150 juta hingga US$200 juta atau setara Rp2,41 triliun – Rp3,21 triliun (kurs Rp16.070) pada tahun 2024.

Direktur ABM Investma Harris Mustarto mengatakan anggaran modal tidak sebatas kemungkinan penambahan proyek keuangan lainnya. 

“Antara US$150 juta hingga US$200 juta, di luar proyek investasi potensial,” ujarnya.

Penafian: Konten ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel