Bisnis.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berisiko melemah menuju level 7.450 pada awal pekan perdagangan Senin (10 Juli 2024), dan banyak juga saham-saham yang berada di sana. Saham ISAT, MTEL, GJTL dan lainnya direkomendasikan oleh analis saat ini.

Hingga penutupan perdagangan Jumat pekan lalu (10 April 2024), IHSG melemah 0,63% (47,73 poin) ke 7.496,09. Sebanyak 234 saham menguat, 333 saham melemah, dan sisanya 225 saham stagnan. Kapitalisasi pasar atau kapitalisasi pasar Bursa berada di level Rp 12.566,63 triliun.

Muhammad Wafi, Analis RHB Securitas, mengungkapkan IHSG tampak kembali terkoreksi dan menembus support garis MA50 dengan volume. Selama masih berada di bawah garis MA50, ada peluang rebound, namun bisa saja kembali melemah dan menguji support garis MA100.

Namun jika kita bisa menembus garis MA50, maka ada peluang untuk kembali rebound dan menguji ketahanan garis MA20,” kata Wafi dalam risetnya, Senin (10 Juli 2024).

Wafi memperkirakan IHSG akan berada pada kisaran $7.450 hingga $7.700 pada perdagangan hari ini. Sedangkan saham-saham yang direkomendasikan RHB Securities saat ini adalah ISAT, MTEL, PGEO hingga GJTL.

Sementara itu, Analis ekuitas PT India Premier Securitas (IPOT) Imam Gunadi mengatakan IHSG pekan ini akan fokus pada tiga sentimen utama: data inflasi AS, berlanjutnya perang di Timur Tengah, dan indeks kepercayaan konsumen Indonesia yang dikatakan akan diabaikan

Tentang sentimen mengenai statistik inflasi AS. Pekan ini pasar akan fokus pada statistik inflasi AS yang akan dirilis pada Kamis 10 Oktober 2024 pukul 19:30 WIB. Data ini akan berdampak besar pada keputusan kebijakan moneter The Fed, khususnya pada pertemuan bulan November dan Desember 2024.

“Data inflasi AS untuk bulan Agustus adalah 2,5% y/y dan diperkirakan turun menjadi 2,3% (y/y), mendekati target The Fed sebesar 2% atau di bawahnya.” Ini tentu akan menjadi katalis positif bagi pasar,” kata Imam dalam survei, Minggu (10 Juni 2024).

Imam mengatakan, selain data inflasi tahunan, data inflasi bulanan AS juga tidak kalah pentingnya untuk melihat perkembangan dalam jangka pendek, dengan inflasi bulanan AS sebesar 0,1% (naik dari 0,2% pada kuartal sebelumnya). mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. (ibu). ).

Selain itu, masih ada sentimen terhadap berlanjutnya perang di Timur Tengah. Ketegangan di Timur Tengah masih menjadi topik hangat pekan ini.

Minggu, 6 Oktober 2024, serangan terus berlanjut di pinggiran selatan Beirut. Serangan itu terjadi beberapa hari setelah penembakan militer Israel di pinggiran Beirut, yang diyakini sebagai basis kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran, yang mengakibatkan kematian pemimpin Sayyed Hassan Nasrallah.

“Berlanjutnya perang ini dapat menyebabkan harga minyak kembali naik sehingga dapat mempengaruhi tingkat inflasi dan memperburuk sentimen terhadap perekonomian. Industri gas akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga minyak ini,” tambah Imam.

Dari sisi sentimen dalam negeri, Indonesia merilis data kepercayaan konsumen atau indeks kepercayaan konsumen yang didasarkan pada beberapa faktor seperti situasi perekonomian saat ini, prospek perekonomian, potensi lapangan kerja, ekspektasi pendapatan saat ini, dan lain-lain. pandangan konsumen terhadap indikator tertentu. . Tahun ini dan enam bulan ke depan.

“Lebih dari 50% pertumbuhan ekonomi Indonesia berasal dari konsumsi atau rumah tangga, sehingga setiap kenaikan data ini akan menjadi sentimen positif bagi pasar,” tutup Imam.

Merefleksikan data ekonomi dan banyak sentimen, IPOT merekomendasikan BUMI, ICBP, dan LSIP reguler.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel