Bisnis.com, Jakarta – Aset Indeks Saham Gabungan (IHSG) berisiko melemah pada Juni 2024. Hal ini terutama disebabkan oleh fakta bahwa saham BREN milik raksasa Prajugo Pangsto dimasukkan dan ditimbang dalam dewan pemantau lelang khusus outright call. Menjadi jangkar. Untuk tarif IHSG.

Sedangkan IHSG kontrak Mei 2024 ditutup pada 6.970,73 melemah 0,90% atau 63,40 poin pada Jumat (31 Mei 2024). Secara keseluruhan, IHSG melemah 4,15% year-to-date (ytd).

Kiwoom Sekuritas Oktavianus, Head of Customer Literacy and Training Audi, mengatakan berdasarkan data historis, IHSG mencatat pergerakan negatif setiap bulan Mei. Selama lima tahun terakhir, kinerja GCI mengalami penurunan rata-rata sebesar 1,77%.

“Kami meyakini hal ini disebabkan oleh ketidakpastian pertumbuhan ekonomi dan kekhawatiran melemahnya daya beli akibat suku bunga,” kata Audi, Senin (6 Maret 2024). .

Ia menambahkan, GCI diperkirakan akan stagnan atau menguat terbatas pada Juni 2024 karena sentimen yang masih rendah. Selain itu, masuknya BREN ke dalam kategori lelang full call menimbulkan spekulasi di kalangan investor dan berdampak pada IHSG.

“Ini karena saham BREN menduduki peringkat pertama dalam kapitalisasi pasar sebelum bursa ditangguhkan. Namun, setelah bergabung dengan komite pengawas khusus, kapitalisasi pasar BREN pada hari Jumat turun di bawah BBCA $1,100 triliun /5]”

Apalagi, sejak Rabu (29 Mei), harga saham BREN yang dicatatkan Panitia Pemantau Khusus terkonfirmasi dan menembus batas bawah tingkat penolakan otomatis (ARB) hingga parkir di level Rp 8.225 per saham. Tentu saja, jika EBT Perjugo terus mengalami ARB, maka suku bunga IHSG akan naik ke zona merah mengingat kapitalisasi pasarnya yang jumbo.

Chief Investment Information Mirae Asset Securitas Adityo Nugroho menambahkan, dalam waktu dekat IHSG diperkirakan akan mengalami technical rebound dengan Support 1 mencapai level 6.985 dan Support 2 mencapai level 6.897.

Menurut dia, jika terjadi technical rebound, IHSG kemungkinan akan menguji resisten 1 di level 7.108, dan jika masih kuat, resisten level 2 bisa saja berada di kisaran 7.214. “Saham BREN sendiri tentu berdampak signifikan terhadap IHSG. Kita harus lihat dulu setelah adanya tekanan jual pada subsidi BREN,” kata Adityo kepada Bisnis.

———-

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.