Bisnis.com, Jakarta – Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpotensi menguat di hadapan Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).
Direktur Laba Forexindo Futures Ibrahim Asuaibi Ibrahim memperkirakan rupiah akan ditutup menguat antara Rp16.130-Rp16.220 per dolar AS.
Menurut dia, sentimen tersebut berasal dari berkembangnya data bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya pada bulan September. Hal ini menyusul lemahnya demografi dan sinyal dovish dari bank sentral AS.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada hari Senin bahwa bank telah meningkatkan keyakinan bahwa harga akan turun. Namun, dia tidak memberikan pesan langsung mengenai penurunan suku bunga. Pasar menganggap komentarnya berarti penurunan harga akan segera terjadi.
Menurut CME FedWatch, para pedagang tampaknya sudah putus asa terhadap suku bunga The Fed yang akan dipertahankan pada bulan September, dan kini membeli dengan peluang hampir 90% terhadap kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Namun, cerita tersebut didukung oleh informasi yang berkembang bahwa Trump akan mendapatkan masa jabatan kedua. Hal ini terjadi setelah upaya pembunuhan yang gagal terhadap mantan presiden yang popularitasnya tampaknya meroket.
Itu sebabnya dia lebih baik dari Joe Biden dalam pemilihan presiden. Trump diperkirakan akan menerapkan lebih banyak kebijakan perdagangan, yang dapat menaikkan harga dan mendukung dolar.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menyebutkan utang luar negeri (ULN) Indonesia tercatat sebesar US$ 407,3 miliar pada Mei 2024 atau meningkat 1,8% (yoy), setelah turun 1,5% (yoy) pada April 2024. Masih mengendalikan besaran utang luar negeri.
Tingkat utang pemerintah tercatat sebesar USD 191,0 miliar atau tumbuh 0,8% (yoy) secara tahunan pada Mei 2024, setelah mengalami kontraksi sebesar 2,6% secara tahunan pada April 2024.
Pada perdagangan hari ini, rupiah ditutup melemah di Rp 16.179 pada Selasa (16/7/2024). Rupee melemah bersama banyak mata uang Asia lainnya.
Rupiah ditutup melemah 0,06% pada Rp16.179,5 per dolar AS, menurut data Bloomberg pada pukul 15.00 WIB. Indeks dolar AS menguat 0,11% menjadi 104,30.
Sementara itu, mata uang kawasan Asia lainnya ditutup bervariasi. Yen Jepang melemah 0,30%, dolar Singapura melemah 0,04%, dolar Taiwan melemah 0,08%, dolar Korea Selatan melemah 0,09%, dan dolar Hong Kong menguat 0,03%.
Kemudian rupee India menguat 0,01%, peso Filipina menguat 0,16%, yuan China melemah 0,11%, ringgit Malaysia melemah 0,10%, dan baht Thailand menguat 0,05%.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel