Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan mengalami perubahan pada awal pekan, hari ini Senin (18/11/2024), namun akan melemah pada kisaran Rp 15.860-Rp. 15.940. 

Rupiah dibuka menguat 0,18 persen atau 28 poin ke level Rp 15.846 per dolar AS pada perdagangan hari ini hingga pukul 09:20 WIB, berdasarkan data Bloomberg. Sementara itu, indeks dolar diketahui melemah 0,02 persen hingga mencapai 106.602.

Berjangka Ibrahim Assuaibi, CEO PT Laba Forexindo, menyatakan pada perdagangan pekan lalu (15/11) rupiah melemah 12 poin ke Rp15.874, turun 50 poin dari penutupan sebelumnya Rp15.862.

Ibrahim mengatakan bahwa dalam lingkungan di mana ketidakpastian mengenai prospek suku bunga jangka pendek meningkat, dolar telah naik ke level tertinggi dalam satu tahun dan pasar tidak yakin mengenai prospek suku bunga di bawah pemerintahan Trump. Sementara itu, investor menerima data ekonomi yang beragam dari Tiongkok.

Meskipun ia menyatakan bahwa inflasi konsumen dan produsen di AS stabil pada bulan Oktober, ia menyatakan komentar pejabat Federal Reserve bahwa bank sentral harus lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan ketahanan perekonomian AS berarti bank sentral memerlukan waktu untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut. Menurut dia, pernyataan para pedagang mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada Desember.

Pedagang menurunkan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember menjadi 61% dari 85,7% yang terlihat pada hari Kamis, menurut CME Fedwatch. Investor juga melihat peluang sebesar 39% bahwa suku bunga tidak akan berubah.

Kemudian, Ibrahim menyatakan bahwa produksi industri dan investasi aset tetap Tiongkok meningkat kurang dari yang diperkirakan pada bulan Oktober. Harga rumah juga turun pada bulan tersebut; Hal ini menunjukkan bahwa tekanan terhadap pasar perumahan terus berlanjut.

Namun, dia mengatakan penjualan ritel lebih tinggi dari perkiraan, sebagian besar disebabkan oleh dampak libur Golden Week. Angka ini memberi harapan bahwa belanja ritel akan terus meningkat, terutama karena Beijing memobilisasi lebih banyak stimulus.

Berdasarkan pandangan tersebut, Ibrahim memperkirakan rupee akan melemah di kisaran Rp 15.860 pada kurs hari ini (18/11).

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel