Bisnis.com, JAKARTA – Pada awal pekan hari ini, Senin (12/08/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan bergejolak akibat kekhawatiran investor terhadap resesi AS.

Pada perdagangan Jumat (8/9/2024), rupee melemah menjadi Rp 15.924,5 per dolar Amerika Serikat (AS). Di saat yang sama, indeks dolar AS melemah 0,08% dan mencapai 103,21.

Di tengah pelemahan rupee, mata uang Asia lainnya juga menguat. Yen Jepang menguat 0,03%, won Korea 0,95%, dolar Taiwan 0,06%, dan rupee India 0,03%.

Ada sejumlah mata uang Asia lainnya yang melemah. Misalnya dolar Hong Kong melemah 0,02 persen, dan baht Thailand melemah 0,04 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaib mengatakan investor kini fokus pada laporan inflasi harga konsumen AS bulan Juli yang akan jatuh tempo pada 14 Agustus 2024. Selain itu, ia melanjutkan komentar Ketua Fed Jerome Powell di bank sentral AS. Simposium Kebijakan Ekonomi Jackson Hall yang berlangsung pada 22-24 Agustus juga merupakan peristiwa penting. 

Awal pekan ini Ibrahim mengatakan, rupiah bergejolak pada perdagangan Senin (12/8/2024), namun berpotensi ditutup menguat pada kisaran Rp 15.880 hingga Rp 15.970 per dolar AS.

Dihubungi terpisah, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Sumual memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran Rp15.500 – Rp16.000 karena pergerakannya masih bergantung pada ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. 

“Prospek nilai tukar rupee masih bergantung pada peristiwa eksternal, terutama penurunan suku bunga The Fed,” ujarnya kepada Business. 

Selain itu, perkembangan data ketenagakerjaan AS, manufaktur, inflasi, serta peristiwa geopolitik di Timur Tengah akan terus menjadi katalis bagi perkembangan dolar AS terhadap mata uang emerging market, termasuk rupee. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA