Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka pada Rp 15.190 pada Selasa (10/1/2024). Kelemahan yuan melemahkan dolar dan sebagian besar mata uang Asia lainnya. 

Rupiah menguat 50,50 poin atau 0,33 persen menjadi Rp15.190 per dolar AS, menurut data Bloomberg. Di saat yang sama, indeks dolar AS turun 0,06% menjadi 100,71.

Sementara itu, sebagian besar mata uang Asia ditutup melemah. Misalnya, yen Jepang dan won Korea masing-masing turun 0,04% dan 0,36%. Selain itu, yuan renminbi China melemah 0,11%, rupee India melemah 0,12%, dan peso Filipina melemah 0,16%. 

Berjangka Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo memperkirakan rupiah akan berfluktuasi antara Rp15.080-15.160 per dolar pada akhir perdagangan hari ini. 

Dia mengatakan pasar sedang menunggu pernyataan minggu ini dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell tentang apakah akan mempercepat kebijakan moneter. 

“Data lapangan kerja dan ketenagakerjaan swasta, serta survei manufaktur dan jasa ISM akan dirilis,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Di sisi lain, konflik di Timur Tengah juga semakin memanas setelah Israel meningkatkan serangannya terhadap kelompok Hizbullah dan Houthi yang didukung Iran. Hal ini juga akan mengintensifkan pertentangan, seiring dengan semakin dalamnya konflik di Lebanon. 

Dari Asia, aktivitas manufaktur Tiongkok menyusut tajam pada September 2024 seiring turunnya pesanan baru dalam dan luar negeri. Perlambatan manufaktur Tiongkok terlihat pada PMI Manufaktur Tiongkok Global Caixin/S&P yang turun menjadi 99,3 pada tahun 2024.

Pada saat yang sama, pasar mendukung pembicaraan pelunasan utang lebih awal untuk membiayai APBN 2025. Pra-pembiayaan ini dilakukan dengan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) dalam mata uang asing, bukan SBN dalam mata uang RMB. 

“Likuiditas eksternal sangat membantu menjembatani kesenjangan tersebut, kesenjangan kebutuhan investasi jangka panjang. “Selanjutnya, Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan September, setidaknya dua kali lipat sebesar setidaknya 50 basis poin,” kata Abraham.

Ia melanjutkan, dengan menurunkan suku bunga, harapannya tabungan dari AS akan mengalir ke negara-negara emerging market seperti Indonesia.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel