Bisnis.com, Batavia – Hari ini, Rabu (22 Mei 2024), perdagangan rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi hasil rapat Direksi (RDG) Bank Indonesia dan keputusan laporan Dewan Federal.
Direktur Laba Forexindo Futures Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah hari ini akan berfluktuasi, namun pelemahannya diperkirakan terbatas pada kisaran Rp 15.980 per dolar AS.
Pada Selasa (21 Mei 2024), rupiah melemah 0,13% atau 21 poin ke Rp 15.998 per dolar AS. Sementara indeks mata uang Negeri Paman Sam stagnan di angka 104,56.
Beberapa mata uang Asia melemah terhadap dolar AS siang ini. Misalnya dolar Taiwan melemah 0,15%, dolar Korea Selatan melemah 0,54%, peso Filipina melemah 0,61%, yuan Tiongkok melemah 0,04%, dan ringgit Malaysia melemah 0,16%.
Sementara itu, mata uang Asia semakin melemah terhadap dolar AS – yen Jepang menguat 0,04%, dolar Singapura menguat 0,01%, dan rupee India menguat 0,06%.
Ibrahim mengatakan komentar resmi H adalah bank sentral masih memerlukan kepastian lebih lanjut bahwa inflasi akan turun dan suku bunga akan tetap tidak berubah untuk beberapa waktu.
“Hal ini menjadikan risalah rapat H akhir April yang dijadwalkan pada Rabu ini menjadi fokus utama kami untuk memberikan gambaran lebih lanjut mengenai latar belakang pasar perbankan,” kata Ibrahim dalam catatan riset, Selasa (21 Mei 2024). )
Pejabat federal belum siap untuk mengatakan inflasi akan bergerak menuju target bank sentral AS sebesar 1% setelah data minggu lalu menunjukkan tekanan harga konsumen mereda pada bulan April, dan beberapa pihak pada hari Senin menyerukan kebijakan yang lebih hati-hati.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mengumumkan neraca pembayaran Indonesia (NPI) terjaga pada kuartal I-2024. Meskipun terjadi perlambatan ekonomi global, defisit transaksi berjalan masih rendah. Sementara itu, defisit modal dan finansial terkendali karena meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global.
Akibat perkembangan tersebut, neraca pembayaran Indonesia mencatat defisit sebesar $6 miliar pada kuartal pertama tahun 2024, dan cadangan devisa tetap tinggi yaitu sebesar $14,4 miliar pada akhir Maret 2024. Pelunasan utang luar negeri hanya melebihi norma legalisasi internasional dengan waktu impor sekitar 3 bulan.
Tingkat rendah saat ini tercatat di antara defisit perlambatan ekonomi global. Defisit transaksi berjalan pada kuartal pertama tahun 2024 adalah sebesar $2,2 miliar (0,6% PDB), lebih tinggi dibandingkan kuartal pertama tahun 2023 ($1,1 miliar, 0,3% PDB).
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga dasar (BI-Rate) sebesar 6,25% dalam rapat Direksi (RDG) pada Mei 2025.
Chief Financial Officer PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) Banjaran Surya Indrastomo menilai BI akan konservatif dalam menentukan kebijakan saat ini.
“BI rate tetap sama karena volatilitas global masih ada, yang berarti risiko inflasi dan dampak positif dari pertumbuhan rupiah dan aliran dana sebelumnya,” kata Bisnis, Selasa (21). / Mei 2024).
Menurut Banjaran, kemungkinan BI kembali menurunkan suku bunga pada paruh pertama tahun 2025 terbuka.
Seperti diketahui, BI memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dari 6% menjadi 6,25% dalam RDG pada April 2024.
Keputusan penyesuaian suku bunga tersebut untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupee akibat tingginya volatilitas pasar keuangan global.
Saksikan langsung aksi perdagangan Rupiah terhadap Dolar AS hari ini.
Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.