Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah berpotensi menguat pada perdagangan hari ini, Jumat (13/9/2024) setelah pada perdagangan sebelumnya melemah 0,24%. 

Rupiah ditutup melemah 0,24% atau 37 poin pada Rp15.439 per dolar AS, menurut Bloomberg. Pada saat yang sama, tanda dolar meningkat sebesar 0,15% menjadi 101,807.

Beberapa mata uang Asia lainnya melemah terhadap dolar AS. Nilai tukar yen Jepang turun 0,25%, dolar Taiwan turun 0,04%, baht Thailand turun 0,09%, ringgit Malaysia turun 0,17%, dan peso Filipina turun 0,29%.

Won Korea juga melemah 0,20%, yuan Tiongkok melemah 0,07%, dan dolar Singapura melemah 0,12%. Rupee India melemah 0,01%, dolar Hong Kong melemah 0,03%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan berubah di pasar pada Jumat (13/9/2024). Namun rupiah mungkin akan ditutup pada kisaran Rp 15.340-15.450 per USD. 

CME Fedwatch menunjukkan pertaruhan bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin ketika bertemu minggu depan, sebagian besar setelah data hari Rabu, sementara pertaruhan hingga 50 bps berkurang lebih dari setengahnya, katanya.

Namun menjelang pertemuan Fed minggu depan, fokusnya akan tertuju pada indeks harga produsen pada hari Kamis untuk rincian lebih lanjut mengenai inflasi.

Prospek suku bunga rendah mengurangi risiko mata uang terhadap dolar AS, karena situasi ini menunjukkan posisi mata uang AS yang stabil untuk jangka panjang. 

Selain itu, investor sedang menunggu keputusan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan diumumkan hari ini. ECB akan mengadakan pertemuan pada pukul 12.15 GMT pada hari Kamis, dan diperkirakan akan menurunkan suku bunga hingga 25 basis poin. 

Pasar akan fokus pada pernyataan Presiden ECB Christine Lagarde, yang akan dirilis pada pukul 12.45 GMT, untuk konfirmasi suku bunga pada bulan Oktober dan Desember.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA