Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah hari ini terancam melemah terhadap dolar AS jelang pertemuan akhir pekan.

Direktur Pendapatan Forexindo Futures Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan hari ini, rupiah tidak berubah pada Selasa (30/7/2024) namun melemah antara Rp 16.270 hingga Rp 16.340 USD. 

Dia mengatakan ekspektasi negatif muncul setelah tanda-tanda menggembirakan dari data inflasi PCE minggu lalu, yang merupakan ukuran inflasi Federal Reserve. Situasi ini membuat pasar khawatir pada minggu ini.

Karena bank sentral bertujuan untuk mempertahankan suku bunga, setiap tanda rencana penurunan suku bunga akan diawasi dengan ketat. Menurut CME Fedwatch, para pedagang hampir seluruhnya memperkirakan harga terendah 25 kali lipat pada bulan September.

Selain itu, setelah beberapa data yang lemah pada bulan Juli, kekhawatiran terhadap lambatnya pemulihan perekonomian Tiongkok menyebabkan aksi jual yang berkepanjangan di pasar Tiongkok. Ketidakpastian politik AS juga membebani pasar Tiongkok, terutama karena investor bertanya-tanya bagaimana pandangan pemerintahan AS selanjutnya terhadap Beijing.

“Minggu ini kami fokus pada data penting dari manajer pembelian di seluruh negeri untuk memberikan lebih banyak wawasan tentang lingkungan bisnis,” kata Ibrahim. 

Saat ini, pada akhir tahun 2024, perekonomian Indonesia diperkirakan hanya sebesar 5,1%. Sementara itu, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,11% pada kuartal I tahun 2024. Kuatnya ekspansi uang, belanja terkait proses pemilu, dan investasi uang akan menjaga pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di atas 5% pada tahun ini.

Kekuatan perekonomian Indonesia sedikit melemah pada Semester II/2024. Hal ini disebabkan oleh peningkatan daya beli konsumen dan penurunan biaya pemilu. Konsumsi rumah tangga naik 4,9% pada kuartal pertama, atau rata-rata 5% pada periode sebelum COVID-19. 

Pada perdagangan hari ini, Senin (29/7/2024), rupiah ditutup menguat di Rp 16.281 per dolar AS. Ekspektasi pasar meningkat terhadap Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga pada bulan September.

Rupee menguat 20,2% terhadap dolar AS, naik 0,12% atau 20 poin, menurut Bloomberg. Sedangkan dolar menguat 0,19% menjadi 104.260. 

Mata uang regional Asia lainnya beragam terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,03%, sedangkan dolar Hong Kong dan dolar Singapura melemah 0,03% dan 0,07%. 

Kemudian won Korea turun 0,05%, peso Filipina turun 0,25%, yuan China turun 0,10%, rupee India turun 0,01%, dan rupee Thailand turun 0,02%. Sementara satu-satunya yang menguat adalah ringgit Malaysia yang menguat 0,39%. 

————–

Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan cerita lainnya di Google Berita dan saluran WA