Bisnis.com, JAKARTA – Penerbit Real Estate PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) melepas 10,4% anak usahanya PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) dengan harga khusus kepada Sight Investment Pte. Terbatas di Singapura.

Berdasarkan perjanjian jual beli saham bersyarat (PPJB), Lippo melalui anak usahanya PT Megapratama Karya Persada menjual 1.352.637.000 saham SILO atau 10,4% saham dengan nilai usaha Rp 3,85 triliun.

Oleh karena itu, saham SILO dijual dengan harga Rp 2.850 per saham. Harga tersebut tergolong premium mengingat harga penutupan SILO hanya 2.740 per saham.

Di tengah pergerakan tersebut, saham SILO diperkirakan turun 2,68% atau 0,70 poin ke Rp 2.540 mulai pukul 13.33 WIB pada Senin (13/5/2024). Namun harga tersebut mencerminkan kenaikan 16,51% dibandingkan tahun berjalan.

Sedangkan saham LPKR sekaligus naik 7,06% menjadi Rp. Secara year-on-year (YTD), saham LPKR masih melemah 6,19%.

Sekretaris Perusahaan LPKR Ratih Safitri mengatakan, transaksi penjualan saham tersebut merupakan transaksi bersyarat yang akan dilakukan setelah syarat awal terpenuhi.

Tanggal selesainya rencana operasi akan disepakati para pihak setelah kewajiban dipenuhi. Di sisi lain, rencana tersebut dinilai berdampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan.

“Rencana operasional tersebut akan berdampak positif bagi perseroan dan memperkuat neraca serta meningkatkan arus kas perseroan,” kata Ratih dalam suratnya kepada Otoritas Bursa Efek Indonesia.

Sebagai referensi, SILO mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar Rp 11,2 triliun dan pertumbuhan EBITDA sebesar 31% year-on-year (YoY) menjadi Rp 2,9 triliun pada tahun 2023.

SILO juga mengalami pertumbuhan dalam metrik operasi utamanya, termasuk peningkatan penerimaan pasien di rumah sakit sebesar 26% YoY menjadi 302,463, peningkatan hari pasien sebesar 16% YoY menjadi 939,877, dan peningkatan kunjungan rawat jalan sebesar 23% YoY menjadi 3,949,341.

Sedangkan LPKR mencatatkan pendapatan sebesar Rp 16,84 triliun pada tahun lalu. Dibandingkan tahun 2022, peningkatan ini mencerminkan peningkatan 14,81% YoY.

Sejalan dengan peningkatan pendapatan, belanja pendapatan LPKR juga meningkat 11,19% YoY menjadi Rp9,47 triliun. Dengan demikian, laba kotor yang berhasil dihimpun perseroan pada tahun lalu mencapai Rp7,36 triliun atau meningkat 19,82% YoY.

Setelah mengumpulkan pendapatan dan belanja lainnya, LPKR meraih laba tahun berjalan yang dikeluarkan pemilik unit induk sebesar Rp 50,14 miliar, atau membalikkan kerugian tahun 2022 sebesar Rp 2,69 triliun.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel