Bisnis.com, JAKARTA — PT Prudential Sharia Life Assurance atau Prudential Syariah tak banyak berkomentar saat ditanya rencana menerima pengalihan unit usaha syariah (UUS) perusahaan asuransi itu sebagai rencana spin-off atau penundaan. 

Sebagai perusahaan asuransi syariah yang sebelumnya terpisah dari induknya, Prudential Syariah dapat menerima portofolio UUS. Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada 12 UUS yang berencana memilih transfer portofolio dibandingkan membangun perusahaan sendiri. 

“Kami belum bisa berkomentar lebih jauh mengenai hal ini,” kata Paul Setio Kartono, Chief Financial Officer Prudential Syariah Bisnis, Kamis (26/9/2024). 

Meski demikian, Paul menegaskan, pihaknya menyambut baik kebijakan regulator terkait perubahan tersebut karena batas waktunya adalah akhir tahun 2026. Selain memenuhi persyaratan regulasi, Prudential Syariah mengakui fokusnya pada kepentingan dan kebutuhan peserta. 

“Langkah revolusioner yang kami lakukan pada tahun 2022 juga didasarkan pada kebutuhan para peserta. Kuatnya pertumbuhan industri syariah dan persaingan usaha yang sehat pada akhirnya akan memberikan manfaat terbaik bagi para peserta,” ujarnya. 

Dengan maraknya bursa UUS, Paul memandangnya sebagai persaingan bisnis yang sehat. Ia memperkirakan seiring bertambahnya jumlah perusahaan asuransi syariah baru, pertumbuhan asuransi syariah akan meningkat, layanan dan produk akan inovatif. Langkah ini membawa manfaat baik bagi para peserta. Dengan demikian kemampuan ini dapat meningkatkan penetrasi asuransi syariah dan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

Paul mengatakan, Prudential Syariah berkomitmen untuk menjadi pemimpin dalam industri Syariah dengan fokus pada kebutuhan pesertanya dan menetapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Syariah. Perseroan memiliki sejumlah strategi untuk memastikan hal tersebut, termasuk komitmen untuk meningkatkan pertumbuhan peserta di sektor terkait melalui produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip syariah. Kemudian menawarkan produk kreatif yang relevan dengan segmen sasaran. 

“Kami juga meningkatkan pertumbuhan pelanggan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas distribusi kami menggunakan teknologi, pelatihan, dan dukungan pemasar untuk meningkatkan basis pelanggan perusahaan,” tambah Paul. 

Terakhir, Prudential Syariah akan meningkatkan partisipasi dan pengalaman komunitas atau organisasi Muslim. Paul mengatakan perseroan berhasil terus memimpin industri asuransi jiwa syariah di Indonesia. Hal ini merupakan bukti komitmen perusahaan dalam menyediakan kebutuhan perlindungan lengkap dengan fitur-fitur syariah yang sejalan dengan prinsip syariah bagi keluarga Indonesia.

“Prudential Syariah mencatatkan kinerja positif dan mampu bertahan dalam krisis dan tantangan perekonomian antara tahun 2022 hingga 2023,” ujarnya. 

Total kontribusi Prudential Syariah pada tahun 2023 mencapai lebih dari Rp 3,2 triliun, meningkat 38% dibandingkan tahun 2022, termasuk kontribusi Dana Tabarru sebesar Rp 1,2 triliun yang juga mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun lalu. 

Sedangkan hingga tahun 2023, Prudential Syariah juga mencatatkan total aset sebesar Rp6,7 triliun, termasuk aset investasi kelolaan sebesar Rp5,5 triliun. Pada tahun yang sama, Prudential Syariah menyalurkan klaim dan manfaat sebesar Rp2,2 triliun atau sekitar Rp6 triliun per hari, yang terdiri dari klaim manfaat Tabarru sebesar Rp1,3 triliun yang berasal dari kontribusi peserta dan klaim total keuntungan investasi Rp0,9 triliun.

Tingkat kesehatan perseroan dilihat dari tingkat solvabilitas atau risk based capital (RBC) yang mencapai 3,806% dari Dana Perseroan dan 180% dari Dana Tabarru’, angka tersebut berada diatas batas minimal yang ditetapkan oleh regulator yaitu, yaitu adalah 120%. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA