Business.com, JAKARTA – Masa depan bisnis menara telekomunikasi terletak pada persaingan antara operator seluler dan satelit Starlink untuk pasar pedesaan. Jika masyarakat di pedesaan lebih nyaman menggunakan Starlink dibandingkan layanan operator seluler, pemain menara seperti Mitratel dan Sarana Menara (TOWR) Cs bisa saja binasa.
Starlink dikabarkan masuk ke Indonesia. Di luar dugaan, layanan tersebut tidak menyasar daerah mubazir, perbatasan, dan terpencil (3T) melainkan pasar potensial di Pulau Jawa yang belum tersentuh layanan internet handal seperti Bandung Barat.
Seorang pengguna asal Bandung Barat mengaku terbantu dengan Starly. Kecepatan internet di sana mencapai 200-300 Mbps atau 10 kali lipat dari rata-rata kecepatan internet seluler di Tanah Air. Meski cepat, namun dari segi harga, layanan ini masih tergolong mahal karena pelanggan harus merogoh kocek Rp7,8 juta untuk perangkat dan Rp750.000 untuk berlangganan.